21-Hal yang Tidak Terduga

173 13 0
                                    

                Sudah berhari-hari Gita tidak keluar dari apartemennya. Ia tidak tahu alasan ia harus keluar beberapa hari ini. Pertama, ia tidak memiliki teman untuk diajak jalan-jalan. Ia ingin sekali jalan-jalan sama Moli, namun dua hari yang lalu, gadis itu mengabari kalau ia akan berangkat ke Malaysia untuk tugas kerjanya. Gadis itu berjanji akan mentraktir Gita sepulangnya dari sana. Kedua, Erigo tidak mengajaknya untuk jalan-jalan atau sejenisnya. Biasanya, pria itu yang paling sibuk kalau Gita berada di satu kota dengannya. Kalau bisa, setiap jam pria itu akan menemuinya. Akan tetapi, kali ini pengecualian.

Sejak pernikahan Ari, Erigo tidak menemuinya. Jangankan untuk bertemu, menelepon atau mengirim pesan sekedar bertanya kabar saja tidak. Gita memikirkan alasannya dan berusaha untuk menenangkan diri. Ah, mungkin pria itu sangat sibuk di kantor. Pasti teramat sibuk sehingga tidak ada waktu untuk memikirkannya, seperti sibuknya Gita di Paris. Boleh saja Erigo seperti orang pengangguran ketika di Paris karena tidak ada kerjaan yang membuatnya tidak ada waktu. Namun, berbeda dengan Jakarta. Pusat bisnis Erigo ada di sini.

Namun, Gita tidak bisa terus-menerus menduga. Akhirnya, ia mengambil ponselnya dan menelepon Erigo, berusaha menyingkirkan rasa gengsi yang selalu mengakar didirinya. Tidak lagi seorang perempuan terlebih dahulu menelepon laki-laki, daripada Gita mati penasaran.

Sayangnya, Erigo tidak mengangkat panggilannya.

Gita berdalih, menghubungi Sam, sebagai rekan kerja Erigo.

"Halo, Git."

"Hai, Sam," balas Gita, "Lo dimana?"

"Di rumah, Git. Hari ini gue nggak kerja, Nella berangkat ke Bandung hari ini, jadi gue jaga Olip."

Gita memanggut-manggut. "Btw, beberapa hari ini lo ketemu Erigo, nggak?"

"Oh, Erigo?" ujar Sam, lalu berpikir. "Nggak ada, deh? Kayaknya dia sibuk banget."

"Sibuk?"

"Bisa dibilang, sih, selama gue kenal dia, kali ini dia sibuk yang benar-benar sibuk, gitu, loh?"

"Lo nggak ke ruangannya gitu?"

"Ada, tapi dia nggak ada," sahut Sam dengan nada heran, "Dengar-dengar, katanya Milo ngambil cuti. Lo tau, kan Erigo susah banget percaya sama orang lain? Nah, mungkin gara-gara itu."

"Kenapa Milo ambil cuti? Nggak biasanya?" tanya Gita bingung. Erigo pernah bilang ke Gita, kalau ia kerap kali menyuruh Milo untuk mengambil cuti dan pergi berlibur karena pria itu tidak pernah tidak ada di sisi Erigo sejak mereka bertemu. Walau begitu, Erigo bersyukur karena ia tidak bisa menyelesaikan urusannya sendirian. Tetapi, tumben-tumbennya Milo mengambil cuti dan Erigo rela repot sendirian?

Gita tahu sekali kalau Erigo tidak bisa kerja sendirian.

"Nggak tau, tuh."

"Erigo nggak minta tolong apa gitu sama lo? Secara, kan Milo cuti dan dia sekarang sendirian?"

"Nggak," jawab Sam, terdengar sedikit kecewa. "Beberapa hari ini, dia nggak pernah angkat telpon gue. Gue udah kirim pesan sama dia, kalau dia butuh gue, gue akan bantuin, tetapi nggak pernah dibalas."

Gita mengangguk-angguh. "Oke, deh, Sam. Makasih, ya! Btw, kalau kerepotan, bawa aja Olip ke apartemen gue."

"Siap! Nanti gue kabarin, deh kalau ke sana!"

EnG's-02: Stairway [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang