2 tahun kemudian...
"Monsieur!"
Pria yang mengenakan topi pandora berwarna coklat tua dengan kemeja apik dan celana yang kuno, berlari sekencang-kencangnya begitu namanya dipanggil. Tidak menyerah, wanita itu dengan beberapa pria yang membantunya, mengejar pria tua itu dengan gesit. Walau berbadan gempal, pria itu cukup lincah. Namun, pengalaman menjadi detektif selama lima tahun belakang, tidak akan terkalahkan.
Bugh.
Sekejap saja, pria tua itu tersungkur ke tanah akibat tendangan melayang dari wanita itu, jurus andalannya. Dengan gesit, salah satu pria memborgolnya sehingga pria itu tidak bisa leluasa bergerak.
"Tunggu, madame! Apa salahku? Duh!" ucapnya, mengerang kesakitan.
"Masih menanyakan salahmu ketika aku memergokimu memangku wanita sembarangan, hm?"
"Tetapi, apa urusan anda—," tiba-tiba pupil matanya melebar, "Apakah istriku menyewamu?"
"Tentu saja, kalau tidak untuk apa, monsieur?" ucap wanita itu, heran. "Tenang saja. Berselingkuh nggak akan membuatmu dipenjara."
Wajah pria itu pucat pasi, terdiam sejenak, lalu menatap wanita itu dengan tatapan memohon. "Aku akan membayarmu dua, tidak, lima kali lipat darinya! Bilang saja, kalau anda tidak mendapati saya berselingkuh, madame."
Wanita itu tertawa, lalu berdiri dan mengencangkan ikat rambutnya yang perlahan kendor karena berlari tadi. Ternyata, pria ini tahu juga kekuatan wanita.
"Maaf saja, monsieur. Aku wanita, tentu saja aku akan membantu istrimu," balas wanita itu, tidak tergoyahkan, lalu mengalihkan pandangan ke rekan kerjanya. "Bawa dia."
Lima orang rekan kerjanya mengangguk, kemudian membawa pria itu pergi dari sana.
"Aku akan memberimu 100.000 CHF!" teriaknya sebelum menghilang.
Hah, dia kira dirinya sangat membutuhkan uang.
Wanita itu mengambil handphone dari sakunya, menelepon seseorang.
"Misi sukses, Detektif."
"Bagus. Nggak ada kerjaan lagi. Kamu boleh bersantai."
Ia berdecih. "Frustasi sekali. Sejak pindah ke sini, kita baru menyelesaikan delapan kasus."
Tidak mau kalah, yang di seberang ikut berdecih. "Siapa suruh pindah ke kota yang berada di peringkat lima besar sebagai kota yang paling aman di dunia?"
"Huh, anda selalu mengungkitnya."
"Kamu juga selalu mengeluh, Gita."
"Oke, deh. Sampai jumpa makan malam."
Wanita itu, Gita, mematikan sambungannya dan menyimpan kembali handphonenya di saku. Ia berjalan menyusuri jalan yang sedikit lengang. Kota ini hanya kota kecil di Swiss dan tidak memiliki banyak penduduk. Setiap melewati pertokoan, ibu-ibu yang berjualan menegur Gita, bertanya tujuannya. Mereka selalu ramah, entah itu kepada orang asing maupun lokal. Gita merasa damai berada di sini.
Pemandangan indah Guarda memang tidak bisa dibantah. Kota yang sebagian besar dipenuhi pemandangan alam ini merupakan tempat penyembuhan yang baik. Hamparan pertanian yang luas dengan hutan belantara yang masih murni, belum tersentuh sama sekali. Kamu bisa merasakan suasana alam di sini karena semuanya benar-benar alami.
KAMU SEDANG MEMBACA
EnG's-02: Stairway [COMPLETE]
Teen Fiction[SEQUEL OF ELEVATOR] Erigo dan Gita, dua orang yang dulunya tidak pernah mau akur. Tapi itu 'dulu', sebelum ada jembatan yang menghubungi hati mereka masing-masing. Ya, sebelum ada cinta. Mereka dipertemukan di Paris, setelah delapan tahun...