Tiga tahun kemudian.....
Gita tidak henti-hentinya menahan senyum. Pasalnya, ia kembali ke Indonesia setelah tiga tahun lamanya. Ada kabar bahagia yang ia dapat, sedari sebulan yang lalu. Tiga hari lagi, Ari akan menikah dengan Ghina. Gita tidak tahu pasti bagaimana mereka bisa berkenalan dan akhirnya memutuskan untuk menikah. Namun, yang Gita tahu pasti, Ari pasti sangat mencintai Ghina.
Saat ini, Gita sedang berada di apartemen sewaannya. Berkali-kali ia melirik ke jendela, menatap pemandangan Jakarta yang sangat ia rindukan. Bangunan-bangunan yang menjulang tinggi dan suara klakson yang saling bersahutan. Cuaca hari ini sangat indah untuk jalan-jalan.
Mengenai Erigo, Gita tidak mengatakan apapun mengenai kedatangannya. Bahkan, ia meminta Erigo untuk menyampaikan permohonan maafnya kepada Ari karena tidak bisa datang. Sengaja. Ia ingin memberikan kejutan kepada Erigo. Gita sedikit gugup bertemu Erigo kembali. Setahun belakangan, mereka jarang bertukar kabar karena kesibukan masing-masing. Erigo membuka bisnis baru dan kasus Gita tahun ini benar-benar berat dan menjadi perhatian di Perancis. Gita bisa ke sini karena ia berhasil menuntaskan kasus dan mendapatkan cuti selama sebulan.
Drrt... drrt...
Panjang umur. Erigo menelepon.
"Apa kabs, beb?"
Sepertinya, Erigo sedang berbahagia. Alaynya kambuh.
"Dasar lebay." ledek Gita.
Terdengar tawa Erigo di seberang sana. "Kudengar, kasusmu sudah selesai."
Mendengar hal itu, membuat Gita terkejut. Tiba-tiba saja ia merasa gugup. "Kamu tau dari siapa?"
"Detektif Roo."
"Dia bilang apa lagi?"
Erigo berdehem, lalu berkata, "Dia menyuruhku ke Paris, untuk berkencan denganmu."
Seketika seluruh tubuh Gita merasa lega. Syukurlah. Rencananya hampir saja gagal.
"Jadi?"
"Apanya?"
"Aktingku payah, kan?"
Gita bingung dibuatnya. "Maksud kamu?"
"Buka pintu, deh." ujar Erigo.
"Kenapa?"
"Pangeran berkuda putih menemui Tuan Putri, nih."
"......"
Terdengar helaan napas Erigo. "Aku di depan. Pegel, nih."
Sepasang mata Gita sukses melebar. Ia bergegas membuka pintu untuk memastikan dan benar saja, Erigo berdiri dihadapannya dengan tangan yang direntangkan dan senyum lebarnya.
"Kamu tau darimana? Kamu buntutin aku, ya?" tanya Gita curiga.
"Peluk dulu, sih. Pegel nih!"
Gita tidak bisa tersenyum mendengarnya. Ia merengkuh tubuh hangat itu dengan erat. Sudah lama ia tidak mencium aroma ini. Aroma yang selalu ia rindukan selama di Paris. Aroma yang hanya ada pada pria ini. Pria yang setiap detik ia rindukan.
Gita mendongakkan wajahnya. "Bagaimana kamu tau?"
"Aku, kan cenayang. Kamu nggak tau kalau aku buka bisnis tarot?"
"Ih, serius dong!"
"Iya, iya. Ntar aku nikahin kalau mau serius-seriusan!"
Perkataan Erigo barusan membuat Gita tertegun. Ia menatap Erigo dengan tatapan yang sulit dijabarkan, membuat pria itu sedikit bingung. Tiba-tiba, Gita memikirkan ucapan Shireen beberapa hari yang lalu, ketika ia berpamitan dengan gadis itu karena pulang kampung.
KAMU SEDANG MEMBACA
EnG's-02: Stairway [COMPLETE]
Teen Fiction[SEQUEL OF ELEVATOR] Erigo dan Gita, dua orang yang dulunya tidak pernah mau akur. Tapi itu 'dulu', sebelum ada jembatan yang menghubungi hati mereka masing-masing. Ya, sebelum ada cinta. Mereka dipertemukan di Paris, setelah delapan tahun...