Penampilannya benar-benar kacau. Rambutnya berantakan, entah kapan terakhir kali ia keramas. Kantung matanya melebar karena tidak tidur normal beberapa hari ini. Dengan penampilan seperti itu, ia merebahkan dirinya di sofa sembari memejamkan matanya. Semua rencananya hancur dalam sekejap.
Ia sudah berkali-kali pergi ke rumah gadis itu, menekan belnya, dan mengetuknya keras agar gadis itu mau membukakan pintunya. Namun, semuanya sia-sia saja. Ia tahu, ia pantas menerimanya. Akan tetapi, jika disuruh memilih, ia ingin Gita menamparnya dengan keras atau menguncinya dengan jurus taekwondo ala gadis itu daripada mengabaikannya seperti. Erigo ingin menjelaskan semuanya, meluruskan kesalahpahaman. Ia tahu, ia salah karena membiarkan gadis itu pergi dengan air mata tempo hari. Hal yang paling disesalkan Erigo selain menjadi anak Ayahnya adalah tidak menyusul Gita di hari itu.
Suara pintunya terbuka, tetapi pria itu tidak menoleh ke sumber suara langkah itu. Ia tahu, jika bukan Milo, ya Ari atau Sam. Hanya mereka bertiga yang tahu kode sandi Erigo. Sebenarnya, ada seseorang lagi. Akan tetapi, Erigo tidak yakin dia akan mengunjunginya saat ini.
Erigo membuka matanya dan mendapati Sam tengah menatapnya dengan tajam, berapi-api. Pria itu sontak memaksakan dirinya berdiri untuk menyambut Sam.
Bugh!
Erigo tersungkur ke lantai dengan rasa perih yang luar biasa di wajahnya. Sam melayangkan pukulan keras kepadanya tanpa aba-aba. Pria itu meringis, lalu memegang hidungnya. Dalam sekejap saja, tangannya dipenuhi oleh darah. Pria itu berusaha menatap sahabatnya itu.
"Sam—,"
"Apa maksudnya lo selingkuh dari Gita?!" serunya marah.
Erigo berusaha berdiri lagi dengan rasa nyeri yang mulai merambat kemana-mana. "Sam, dengerin gue dulu—."
"Gita udah berubah, Go!" ucapnya serak. "Gue liat sendiri perubahan dia. Dia berusaha buat jadi yang terbaik untuk lo, yang kita tau, hal itu bukanlah sisi Brigitta Novera yang biasanya!"
"Dan gue tahu, Go, kalau wanita itu bukan sekretaris lo! Bahkan gue nggak pernah ngeliat dia sama sekali!"
"Sam!"
Sam melangkahkan kakinya, lebih dekat dengan Erigo.
"Gue udah pernah bilang, kan Go, buat ambil langkah yang jelas untuk hubungan lo," ucap Sam serak. "Karena gue harap, di antara kita bertiga, nggak ada yang selingkuh, Go! Selingkuh adalah sesuatu yang nggak manusiawi!"
Erigo menghela napas panjang. Sam benar-benar marah saat ini. Ia tahu, seluruh duniapun akan menghakiminya saat ini juga. Tetapi, Erigo butuh untuk menjelaskan semuanya, meluruskan hal ini. Namun, Sam tidak memberinya kesempatan. Padahal Erigo ingin sahabatnya memercayainya untuk saat ini.
Kemudian, Sam berbisik, tepat di depan telinga Erigo.
"Go, salah satu penyesalan terbesar gue saat ini adalah pernah mendo'akan kebahagiaan hubungan lo dan Gita."
Lalu Sam pergi begitu saja tanpa ingin mendengar Erigo yang sangat berusaha untuk mengatakannya.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
EnG's-02: Stairway [COMPLETE]
Teen Fiction[SEQUEL OF ELEVATOR] Erigo dan Gita, dua orang yang dulunya tidak pernah mau akur. Tapi itu 'dulu', sebelum ada jembatan yang menghubungi hati mereka masing-masing. Ya, sebelum ada cinta. Mereka dipertemukan di Paris, setelah delapan tahun...