Cuaca hari ini menyejukkan, tidak terlalu panas. Angin sepoi-sepoi menerbangkan anak-anak rambut yang tidak terikat olehnya. Ia tengah duduk di sebuah taman di dekat apartemennya, yang saat ini sedang sepi, hanya ada tiga orang termasuk dirinya. Setiap akhir pekan, taman ini selalu ramai oleh pengunjung. Baru kali ini ia pergi ke taman ini. Biasanya, ia hanya bisa melihat dari kejauhan ketika pergi ke kantor.
Taman ini cukup indah dan damai. Warna-warni bunga dan hijau alami pohon membuat siapapun yang melihatnya akan merasakan ketenangan. Kursi umum ada dimana-mana, didesain se-aesthetic mungkin, agar sekaligus menjadi subjek foto anak muda. Eropa memang patut diancungkan jempol dalam menyulap tempat yang biasa menjadi luar biasa.
Tetapi, ketentraman taman ini tidak mempengaruhi suasana hati Gita.
Ia banyak merenung di sana. Perkataan-perkataan Erigo tadi terngiang-ngiang di kepalanya. Erigo melukai hatinya. Gita telah berusaha mempercayai Erigo. Gita tidak pernah membatasi ruang lingkup pertemanan dan partner Erigo. Gita tidak pernah sekalipun marah karena melihat Erigo bersama perempuan lain karena Gita percaya Erigo tidak akan pernah selingkuh. Bukankah hal itu termasuk dalam kategori memercayai seseorang?
Tetapi, kamu tidak pernah memercayainya dalam segala hal.
Gita tertegun begitu suara hatinya berteriak seperti itu. Jika diingat-ingat, Gita tidak pernah bercerita tentang masalahnya sedari dulu karena takut merepotkan orang lain, tidak terkecuali kepada Erigo. Gita selalu memendamkan dan menyelesaikan masalahnya sendiri karena ia telah terbiasa. Bahkan saat ini, mengenai Kev, Gita menyimpannya rapat-rapat. Orang-orang yang tahu hanyalah Leo dan Detektif Roo, namun mereka hanya tahu sepintas dari penjelasan Gita yang singkat. Gita tidak pernah lagi menceritakan perkembangannya karena ia bilang, ia bisa menangani sisanya dengan vaik dan meminta mereka memercayainya. Sosok Gita seperti itu sudah melekat dan mendarah daging. Bisa dibilang, Gita selalu mengandalkan dirinya sendiri.
Tetapi, kenapa Erigo bisa marah hanya karena itu? Apakah Erigo tahu tentang Kev? Kalaupun Erigo tahu, tetapi Gita yakin, pria itu hanya tahu kalau Gita sering menemui Kev, tidak lebih dari itu. Bukankah itu tandanya Erigo egois karena tidak mendengarkan Gita walau gadis itu benar-benar tidak bisa mengungkapkan alasannya sekarang? Apakah Erigo tidak bisa menunggu lebih lama lagi? Sebentar lagi, Gita akan menyelesaikannya. Tetapi, mempertahankan situasi seperti ini, menandakan Gita pun adalah sosok yang egois, mementingkan dirinya sendiri. Ia merasa bersalah karena terus-menerus membohongi Erigo. Apakah Erigo akan terus berkorban untuk kepentingan dirinya sendiri?
Kalau jadi Erigo, apakah Gita mampu?
Gita menepis air matanya yang terus-terusan jatuh. Tidak, Gita tidak boleh menangis. Yang harus ia lakukan saat ini adalah memikirkan solusi yang tepat untuk kebaikan kedua belah pihak, ia maupun Erigo. Ia harus memutuskannya sekarang, di taman ini.
Sebenarnya, Gita takut pulang ke rumah atau ke kantor karena ia yakin, Erigo pasti mencarinya di sana. Ketika ia melihat Erigo, Gita khawatir hatinya kembali egois dan memilih mempertahankan Erigo, tidak peduli berapa kali hatinya akan tergores kembali. Gita tidak mau egois dan menyakiti Erigo lagi. Melihat Erigo marah tadi, membuat Gita sadar betapa besar rasa kecewa yang ditunjukkan pria itu kepadanya. Hal itu membuat Gita marah kepada dirinya sendiri.
Dengan bantuan angin dan pepohonan yang sedikit menenangkan, Gita telah membuat keputusan yang telah ia yakini tidak akan merugikannya dan Erigo. Kemudian, Gita mengambil handphonenya dan mengirim pesan ke sebuah nomor.
Semuanya akan baik-baik saja.
****
Erigo mengurut keningnya yang terasa tegang sedari beberapa hari yang lalu. Punggungnya bersender di kursi kerjanya, berusaha membuat dirinya rileks. Pertengkaran hebatnya dengan Gita sukses membuat hatinya kalut. Rasa marah dan bersalah bercampur-aduk di hatinya, membuat Erigo tidak bisa melakukan apa-apa. Hanya bisa terduduk dan menenangkan dirinya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
EnG's-02: Stairway [COMPLETE]
Ficção Adolescente[SEQUEL OF ELEVATOR] Erigo dan Gita, dua orang yang dulunya tidak pernah mau akur. Tapi itu 'dulu', sebelum ada jembatan yang menghubungi hati mereka masing-masing. Ya, sebelum ada cinta. Mereka dipertemukan di Paris, setelah delapan tahun...