Versus

180 23 3
                                    

Vote+comment gaes, karena mereka gratis selama kalian gak mager:v

____

Bukan SMK namanya jika ia tidak berani.

Bukan anak SMK namanya jika ia takut membuat orasi.

Pun dengan SMKN Tiada Tara (SeMKiTa) yang juga tak mau kalah dengan eksistensi sekolah sebelah. Walaupun mereka beda sekte dan aliran. Mereka SMA sedangkan kita SMK.

Bersaing memang harus secara sehat, tapi rasa iri selalu menghilhami kami sebagai bagian dari Semkita, mulai dari siswanya yang lebih kaya dan modern juga jangan lupa, penghuni sekolah sebelah merupakan populasi cogan dan cecan bibit unggul.

Tak banyak yang bisa dilakukan, lebih banyak kurang nantinya kalau mencoba bersaing dengan sekolah yang jelas-jelas berspesifikasi dewa. Kalau dilihat-lihat ukuran Semkita hanya setengah dari ukuran sekolah sebelah.

***

Semanja dan Semkita.

Dua sekolah yang tak sama. Perbedaan sungguh kontras terlihat. Semanja adalah Sekolah Menengah Atas, sedangkan Semkita adalah Sekolah Menengah Kejuruan. Sungguh jelas bukan perbedaanya?

Tapi benar, hanya dua sekolah ini saja yang paling langka ditemui dimanapun. Keduanya hanya terpisah oleh tembok yang tak begitu tinggi. Sederhananya bagaikan tetangga.

Tapi, bagi seorang Amira Nessica Cahya Semanja tidak ada apa-apanya. Melainkan hanya sekolah SMA biasa pada umumya. Cewek bermulut pedas dan cuek ini lebih sering di panggil Caca. Kalau kalian ingin menganggapnya sebagai teman panggil dia Caca, kalau kalian menganggapnya bukan teman terserah mau panggil apa, itu hak kalian.

Caca yang notabenenya siswi SMK lebih terkesan mandiri dibanding anak SMA. Makanya dia selalu dibanggakan oleh sang Ayah karena lebih rajin dibanding Kakaknya yang alumni Semanja.

Ayah Caca memang satu set sekali dengan anak perempuanya itu. Semua yang Caca lakukan pastilah didukung penuh oleh sang Ayah.

"Gue gak ngerti dah, si sompret Dodok bisa-bisanya ngelawan gue!" cicit mulut perempuan nyinyir melebihi nenek lampir itu menggema di kelas yang terlihat amburadul.

"Kenape lagi Ca?" Era menghampiri Caca dan mulai kepo akan kelakuan anak itu, dan masalah apa yang lagi-lagi dia ciptakan.

"Tuh..temen sampret lo itu, numpahin sambel ke baju gue!" Caca sudah kesal setengah mati, dia memperlihatkan bajunya yang tadi terkena noda sambal goreng yang kini masih basah dan menyisakan warna kemerahan samar disana.

"Wahh elo Dod, tega binggo sama yayang Caca."

Sontak Caca dibuat meringis akan kata-kata Era, tu bocah geloh kali manggil dia "yayang". Benar pengen Caca bogem tu anak.

Dodok yang lagi nyemil pentol di bangku belakang tersudut dengan tatapan Caca yang setajam silet.

Dia hanya bisa melirik-lirik dan meruntuki apa yang telah dilakukanya pada harimau betina di kelas XII AK 1 (Akuntansi).

Guru produktif sedang cuti hamil, jadi siswa-siswi sekelas bebas perang calculator dan angka. Karena mereka free tugas.
Jangan tanyakan keadaan kelas. Beiiuuhhh...seperti kapal titanic pecah. Beginilah anak SMK, lebih parah dibanding anak SMA.

Sebenarnya Era bukan anak kelas AK 1 dia adalah penghuni kelas sebelah tepatnya AK 2.

Jangan tanya Era kenapa bisa ada disini, udah adabnya begitu suka bolos, untung temen.

Sekolah Sebelah? *Revisi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang