Vote+comen gaes, karena mereka itu gratis selama kalian gak mager:v
—
Entah kenapa Caca kangen aja gitu ama Era, kangen guyonannya dia... Kangen ogebnya dia...Caca jadi sedih, dia duduk di kantin menunggu Widya yang katanya mau beli air.
Sebenarnya Caca heran, air kan gratis yak? Kenapa Widya beli air? Heran kan.
Kini air su dekat, kita tak perlu susah-susah cari air lagi. Ih..korban iklan bat gue😆
Caca menghela nafas dalam, dia benar-benar kesepian gini kalau gak ada Era.
"Lo kenapa sih?" Dingin langsung menyengat pipi Caca. Dan itu ternyata Widya yang menempelkan botol air mineral dingin ke wajahnya.
"Ihss, dingin tau!" Caca mengusap pipi kirinya yang sedikit basah oleh embun botol itu.
Widya kepo juga dengan raut Caca yang tiba-tiba memberengut gini. Biasanya dia paling ceria dan banyak bacot.
"Cerita deh ama gue, siapa tahu gue bisa-"
"Bisa apa? Bisa ngerusak iya." Caca sudah muak dengan semua ini. Jika dipikir-pikir nih ya..kalau bukan karena Widya, Caca gak bakal pergi sama Era ke bioskop. Dan semenjak itu sikap Era jadi berubah ke Caca.
"Yodah gue minta maaf kalau gue ada salah ama elo. Nih minum dulu." dia memberikan botol itu pada Caca. Kan tadi Widya yang beli, kenapa dikasih ke Caca?
"Lah, ini minum lo kan Wid."
"Sebenarnya gue beliin buat lo, kayaknya bagus buat meringankan beban. Terutama beban hidup." sindiran keras Widya mampu membuat Caca mendengkus sebal.
"Gue kangen Era Wid." ungkap Caca tanpa sadar setelah meneguk air yang diberikan oleh Widya.
"Aciee, ciee...yang kangen ayang Era," goda Widya lalu menoel-nolel pipi tembam Caca.
"Ishh...gue kangen jahilin dia aja Wid, bukan kangen yang lain."
"Kenapa ya..ada cewek kayak elo? Kalau gue nih ya...jadi elo, auto gue pacarin tuh si Era."
Gak tahu lagi lah dengan Caca, suka banget menyia-nyiakan opportunity. Sa elah..kalau suka bilang aja Ca, jangan jaim gitu Era juga udah 'yes' Kadang maindsetnya gak berfungsi kalau bahas beginian. Apalagi soal deketin cowok, Caca tuh suka remid.
"Elo aja yang pacarin dia." kata Caca ogah.
Padahal Widya udah berharap Caca memberikan jawaban bagus. Tapi malah ditolak mentah-mentah oleh Caca.
"Gini ya Ca...kesempatan tu gak datang dua kali, kalau elo menyia-nyiakan orang yang suka ama elo, fix lo akan nyesel..aawhh!"
Cubitan keras langsung mendarat mulus dilengan Widya, cewek itu seketika meringis kesakitan dan meniup bekas cubitan Caca. Rasain tuh!
"Haha, gue kira permen bubble bakal anti cubitan."
"Parah lu Ca." Widya menggosok-gosok tangannya berharap perihnya mereda.
"Era ke Bandung Wid, emang jahat dia pergi gak bilang-bilang dulu." Caca sudah manyun bebek sambil mengadu pada Widya.
"What? Demi apa lo?"
Wih langsung hilang sakit tangan Widya mendengar pengaduan Caca.
"Gue merasa bersalah banget sama dia tau gak Wid-"
"Iyalah, lo harus bersyukur punya sahabat kek Era gitu. Yang tahan sama kelakuan lo, dimana lagi coba dapet orang macam Era di dunia ini?" Widya menampik kata-kata Caca, setelah sekian lama Caca baru sadar akan kesalahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah Sebelah? *Revisi*
Fanfiction(Fanfiction) - fiksi penggemar Mereka berbeda, tak sama, beda pemikiran, beda tujuan dan beda juga taraf hidupnya. Orang bilang mereka kayak langit dengan bumi, yang gak mungkin bertemu. Mereka juga sudah seperti layaknya air dan minyak sampai kapan...