Hukuman

67 7 18
                                    

[cek mulmed diatas]
Fajar Satya Barata as Wong Yuk Hei

Bang Fajar kok ganteng ternyata ya, tapi sayang karena bobroknya dia jomblo akut😂

Punten mas..

Kalian tau itu siapa? Kalau yang tahu komen di bawah ya..👇

____

Gak guna benget tu temen kampret semua. Giliran dibutihin gak pada nongol, udah dua kali mulut Dandi capek manggil mereka lewat speaker ruang rapat.

"Panggilan untuk anggota satgas Adicaka, Fiki, Banu dan juga Fajar. Diaharapkan datang kesumber suara sekarang juga."

"Sori komandan, tadi Banu bikin rusuh nih." Fiki datang dengan nafas ngos-ngosan didepan Dandi.

"Elo tuh yang bikin cewek rempong itu kepancing kan?" Banu malah balik menyalahkan Fiki.

"Kalian baru dateng udah main salah-salahan aja. Fajar mana Fajar?" tanya Dandi.

"Masih di bawah Dan, lagi urgent."

"Ngaur lu Fik, panggil Fajar sekarang!" Fiki lari terbirit ke bawah menemui Fajar. Sedangkan Banu langsung masuk ke ruang rapat.

Dengan tampang tanpa rasa bersalah di hadapan juniornya Fiki dan Fajar berjalan begitu santai sampai di kursinya.

"Sekian rapat hari ini, untuk saran Citra sama Agus. Kita pertimbangkan dulu. Yang terpenting penggalangan dana buat ultah nanti udah beres." simpul Anne.

"Selamat siang!" semua bubar setelah rapat tahunan selesai. Anggota Osis, Satgas, dan DPS berkumpul untuk membahas acara ulang tahun sekolah. Semua saran-saran dikumpulkan dan dijadikan satu lalu dipertimbangkan untuk realisasinya.

"Dan, urus anak buah lo." bisik Anne ke Dandi

Dandi mengangguk paham dengan ucapan Anne. Cowok itu tak henti bertatap dingin kearah Fiki dan Fajar. Dua kampret ini gak bisa dibiarkan berkeliaran di luar.

"Fiki! Fajar!, mau kemana kalian?" panggil Dandi ketika kedua orang itu hendak bangun dari duduknya.

"Kan udah bubar, ya..kita pergi."

"Kalian itu ya gak ada tanggung jawabnya sama sekali, gue selaku ketua kalian kecewa banget sama ulah kalian!" Dandi mulai memarahi Fiki dan Fajar, kalau dibiarkan mereka gak bakal bisa berubah.

Keduanya seketika menunduk, mereka tahu mereka terlalu santai dan tak peduli. Mereka hanya menganggap ini bahan permainan semata. Menjadi satgas itu merupakan tanggung jawab yang harus dipikul hingga mereka lulus nanti. Karena mereka sudah berjanji dihadapan semua warga sekolah saat penobatan. Tak bisa di lakoni sesuka hati saja.

"Kita minta maaf Dan, kita ngaku salah." ucap Fajar mewakili mereka berdua.

"Kalian akan tetep gue kasih hadiah."

Muka kedua orang itu langsung pucat pasi mendengar kata hadiah dari Dandi. Mereka tahu sekali bagaimana Dandi kalau mau kasih hukuman, dia akan bikin mereka malu habis-habisan.

"Gue bersedia dapet hukuman apa aja Dan." jawab Fiki dengan tegas

"Oke kalau itu mau kalian, ikut gue sekarang!" Dandi keluar dari ruang rapat diikuti Fajar dan Fiki di belakangnya.

"Ngapa kita kesini Dan?"

"Lo bakal tahu nanti." Dandi masuk keruangan itu lebih dulu, ia mengetuk pintu dengan sopan dan dipersilakan masuk oleh yang didalam ruangan.

Ruangan yang begitu dikeramatkan oleh semua siswa-siswi di Semanja, apa lagi kalau bukan ruangan ber AC 20°C yang dihuni makhluk paling bringas di Semanja. Bu Barbara-pembina Satgas Adicaka.

Sekolah Sebelah? *Revisi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang