Dia lagi!

95 12 5
                                    

Vote + comemnt gaes, karena mereka gratis selama kalian gak mager:v

Ekspresi Dandi kalau ngeliat cewek sarkas lewat, auto pengen ngajak ribut-_-

"Era ngapain?"

"Eh, lo kok kemari. Bukannya ini udah mau jam masuk kelas?"

"Tuh rambut lu apain Er? Udah kayak upin-ipin tau gak?" Widya tertawa terpingkal-pingkal dengan kucir rambut Era.

"Tuh rambut lu apain Er? Udah kayak upin-ipin tau gak?" Widya tertawa terpingkal-pingkal dengan kucir rambut Era

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak waras ni orang."

Caca udah menahan malu dengan temen cowoknya ini. Era memang sering main ke kelas Caca, tapi ini kan udah jam masuk kelas. Dia gak belajar apa?

"Caca ku sayang."

"Ihh..sayang-sayang palalu mau gue bacok?" delik Caca ketika Era berusaha menggodanya.

"Gua becanda kali ah, serius amat jadi orang."

"Ngapa kemari, entar Pak Bambang tau. Lo bisa di depak sama dia. Apa lagi ini jam ngajarnya dia." kata Caca.

Pak Bambang itu guru pengajar Kewirausahaan di Semkita, beliau dikenal sebagai salah satu guru yang ditakuti di Sekolah.

"Entar pulang bareng gue ya..."

"Kan gue bawa motor Er."

"Duh, ya iya ya." Era mulai menggaruk pipinya yang gatal

"Oh..iya gini aja. Besok gak usah bawa motor, gue yang jemput." katanya lagi.

Hello, dalam rangka apakah Era mau menjemput Caca?

"Terserah lo sih Er, gue mah iya aja."

Wajah Era seketika berubah sumbringah mendengar jawaban Caca.

"Bisa gak lo lepas kuncir lo itu, bikin malu tau gak!" Era sadar dengan rambutnya dan langsung melepasnya didepan Caca.

"Udah ganteng belum gue?" ucap Era yang menyisir-nyisir rambunya ke belakang, tapi bagi Caca biasa aja tuh.

"Ganteng Er, cocok sama Caca." Widya yang dari tadi diam berucap. Tapi sekalinya ngomong bikin jiwa psikopat Caca bangkit dan ingin rasanya bunuh Widya yang mulutnya gak bisa disaring itu.

****

Dandi memutar badannya 120 derajat dan dilihatnya Fajar bersama Banu yang menghampirinya.

"Dan, napa lo merenung aja dari kemarin? Ada masalah?" kini Banu bertanya lebih dulu, sebagai teman satu organisasi dia harus tahu masalah apa yang tengah dihadapi sang ketua Satgas Adicaka.

"Gue kurang tidur doang Ban." kilah Dandi

Fajar mulai menatap curiga kepada Dandi, tapi dia memilih bungkam saja. Apa Fajar masih menyimpan kesal pada ketuanya?

Sekolah Sebelah? *Revisi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang