Waktu Yang Salah

51 1 10
                                    

Vote+comen gaes, karena mereka gratis selama kalian gak mager:v

Playing now💿: Fiersa Besari–Waktu Yang Salah

Kubu mana kalian?

1.Dandi♥Caca
2.Era♥Caca

Komen di bawah guys, suarakan hati kalian😗

Gak tahu lagi harus gimana, sejak keluar dari Bioskop Era seketika membisu. Biasanya receh banget depan Caca, dia kenapa ya?

"Era..are you okay?" tanya Caca dengan memiringkan kepalanya agar bisa menatap wajah Era.

Era akan meredam emosinya karena ia kini bersama Caca, dia meraup wajahnya beberapa kali sebelum menjawab pertanyaan.

"Gue baik-baik aja kok, kita langsung pulang ya." ucap Era, yang  berjalan menadahului Caca. Cewek itu masih diposisnya berdiri menatap bingung kearah Era.

Dia gak bisa bohong sama Caca, hello..mereka udah temenan hampir 2 tahun. Enggak mungkin Caca gak bisa nebak apa masalah Era.

"Er, jujur deh sama gue. Lo marah ya?" tanya lagi Caca ketika Era sibuk memasangkan helm di kepala gadis itu.

Klik,

Era menatap tepat ke manik mata  Caca setelah selesai memasangkan helm dengan benar.

Bahkan Caca sudah menanti sekali jawaban dari Era.

"Enggak, lo gak usah kuatir. Gue mana bisa marah ama elo."

Sudut bibir Caca seketika tertarik mendengar penuturan Era tadi. Sebenarnya jauh di lubuk hati Era yang paling dalam dia marah..api dalam dirinya tersulut sedikit demi sedikit ketika ia kembali membayangkan kejadian tadi di dalam Bioskop.

Sudah ketara bagi Caca ada yang enggak beres sama Era kali ini, apa mungkin dia cemburu?

"Umm, Era..lo tahu gak. Gue bahagiaa banget bisa nonton bareng ama elo, sumpah baru kali ini ada cowok gila kayak elo yang mau ngajak cewek rese kayak gue nonton." ucap Caca beradu dengan hebusan angin malam diatas motor Era.

Cowok didepan Caca malah ketawa renyah, memang ada yang lucu dari kata-kata Caca?

"Kenapa ketawa Er?"

"Lucu aja."

Sebenarnya tidak ada yang lucu sama sekali dengan kata-kata Caca. Malah sekarang Era ingin menertawakan dirinya sendiri. Begitu pengecut iya? Mengapa dia tidak berani berkata jujur. Walau jujur itu menyakitkan apa tidak lebih menyiksa jika memendam sendiri?

Motor berhenti di depan gerbang pintu rumah Caca.

"Thanks ya Er."

"Sama-sama, biar gue yang bukain helmnya." dan lagi Era membukakan helm yang dikenakan Caca, persis sudah seperti tukang ojek pribadi Caca nih si Era.

"Hati-hati di jalan ya Er." Caca mengulum seyum manisnya untuk Era. Semoga saja yang Era katakan memang benar adanya, dia tidak marah ataupun cemburu dengan Caca.

"Oke, selamat malam Caca. Inget besok jangan bawa motor gue yang jemput."

Caca hanya mengangguk mengiayakan.

Memang sudah sering Caca dan Era belakangan ini pergi kesekolah bersama, tapi yang lainnya menganggap biasa karena tahu kalau mereka hanya sahabatan.

Tatapan dingin Era gak bisa Dandi lupain gitu aja saat mereka berpapasan keluar dari Bioskop.

Dia lebih tidak mau pertemanan antara dirinya dan Era berakhir cuma karena cewek itu. Tidak bisa.

Sekolah Sebelah? *Revisi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang