Vote+comen gaes, karena mereka itu gratis selama kalian gak mager:v
Punten atuh..🤭
Trio Bobrok Semanja lagi potoan. Siapa nih yang paling keren?Ps: itu author yg edit loh..wkwk😅
_____
"Eh rumus percepatan gimana Jar?" hardik Fiki ke bahu Fajar, saat yang lainnya sibuk mengerjakan soal.
"Masa gitu doang gak tau lo!" bisik kesal Fajar.
"Kerjakan sendiri! yang nanya dosa."
Sontak kata-kata Pak Doyok-guru Fisika yang seminggu lalu gak datang ngajar. Tiba-tiba langsung ngasih soal yang beranak pinak.
Rasanya Fiki ingin pingsan sekarang. Kenapa juga dia masuk kelas MIPA, emang udah salah jurusan tu anak.
"Yeh..bapake sotoy." Fiki bersungut, kayaknya dia kena sindiran keras dari guru yang suka keliling kelas saat ngasih ulangan.
Bodo amat lah sama nilai, yang penting kejawab semua. Paling dapet upah nulis hehe.
"Ban..Ban...sshut .. shtt..woy..eh onta!"bisik Fajar mencoba menoleh kebelakang, emang gak ada takutnya tu anak sama Pak Doyok.
"Apaan dih..enak aja lo Ban,Ban elo kira gue Ban motor?" tukasnya tak terima.
"Alehh.. nomor 10 anaknya B apaan jawabannya?"
"Ngemeng ape sih lo?"
"Yang nanya masuk neraka!" sindir lelaki berparas keras itu. Wajahnya memang agak galak tapi hatinya beeuuhh...selembut kondom sutra.[tolong di sensor yg tadi]
"Yahh...gak berhasil lagi minta jawaban sama orang yang kayaknya lebih pinter." terus Fiki yang mencibir dengan senangnya.
"Lu kira enak di cyiduk." bisiknya kepada Fajar. Fiki balas dendam rupanya.
.
.
.
Akhirnya waktu istirahat tiba, kantin mulai dikerumuni banyak orang. Tapi Dandi tak berniat sedikitpun menuju pedangang kantin sekedar memesan makanan.Dia lebih memilih berada di depan ruang rapat Osis.
"Kak Dandi!" seorang memanggil dan menghampirinya yang tengah duduk di undakan tangga.
"Ya?"
Hosh...hoshh..
napas orang itu memburu, sepertinya dia lelah berlari."Ada titipan dari kelas XI KIMIA, dia gak mau disebut namanya. Mending kakak liat langsung." ungkapnya ke Dandi lalu pergi setelah memberi benda berwarna hitam itu.
Seolah merasa cuek saja dengan si pemberi, Dandi langsung menerima tanpa tanya-tanya. Mungkin dia bisa cek nanti.
"Flashdisk?" dilihatnya kembali benda kecil itu. Dia sungguh tidak mengerti apa maksudnya. Tiba-tiba ada adik kelas secara misterius memberikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah Sebelah? *Revisi*
Fiksi Penggemar(Fanfiction) - fiksi penggemar Mereka berbeda, tak sama, beda pemikiran, beda tujuan dan beda juga taraf hidupnya. Orang bilang mereka kayak langit dengan bumi, yang gak mungkin bertemu. Mereka juga sudah seperti layaknya air dan minyak sampai kapan...