Impian

13 1 0
                                    

Vote+comen gaes, karena mereka gratis selama kalian gak mager:v

Playing now💿: Last Child-Diary Depresiku

Gue minta kalian baca part ini sambil dengerin lagu diatas ya..
Biar feelnya dapet.😉
Anggaplah kalian sedang membayangkan Dandi.
TIME TO BERHALU😄

Dandi menggengam erat segelas minuman berkadar alkohol di tangan kanannya. Sudah lima jam yang lalu ia habiskan waktunya ditempat ini. Tempat yang selalu ia datangi jika hatinya mulai terguncang.

Tangan yang lain meraba perlahan pipi kirinya, bekas tangan dingin itu masih terasa jelas.

Diluar sedang hujan, seolah menjadi saksi tangis hidupnya. Seakan mengerti yang Dandi alami, dirinya seperti tak punya tempat bernaung lagi, sendiri dan tak punya siapa-siapa.

Matanya memang tidak mengeluarkan derai air, tapi hatinya yang tak henti menangis. Mengapa dia tak punya keluarga sempurna seperti teman-temannya? Dia merasa Tuhan begitu kejam menjadikannya seorang yang paling menyedihkan di muka bumi. Dia ingin ada sebuah kehangatan yang sanggup memeluknya diantara derap luka yang mengiring disetiap perjalannya mencari jati diri. Dia hanya ingin keluarganya kembali menetap dalam satu atap. Papi, Mami dan juga dirinya.

"Mau tambah lagi Kak?"

Dandi kembali menatap gelasnya yang kini kosong melompong, dibarengi tolehan ke sumber suara.

"Air putih Mbak," ucap Dandi pada pelayan itu.

Orang bilang tak ada yang lebih baik untuk menenangkan sesuatu selain air putih bukan?

Handphone Dandi bergetar di atas meja, perlahan lelaki Atmaja hanya menoleh dan enggan mengangkat benda persegi itu. Pengelihatan Dandi mulai mengabur, minuman jahanam yang ia minum tadi sukses mengambil sebagian kesadarannya. Lagi pula dia sudah muak melihat nama yang tertera pada layarnya yang menyala.

Papi Calling...

Untuk apa lelaki itu menelponnya kembali, bukanya tadi dia yang ingin Dandi hilang dari hadapannya?

Lalu mengapa kini ia harus peduli? Kembali kepada air tawar yang baru saja di bawakan oleh pelayan bar. Dia menatap dalam air itu yang kian lama kian bergerak saat ada sedikit guncangan di meja.

πππππ
(Kilas balik)

"Kamu bilang ke Singapur itu ketemu klien, nyatanya kamu pergi berdua sama mantan kamu itu!"

Suara perempuan yang sangat Dandi kenali terdengar dari tengah bilik orang tuanya. Dandi yang baru datang  tak sengaja menguping pembicaraan.

"Ya! Kalau memang benar kenapa?!"

"Kamu itu egois Her, kamu gak pernah mikirin aku sama Dandi..." suara lirih itu membuat Dandi menghantamkan punggungnya ke tembok, perasaannya begitu tercabik mendengar pertengkaran diantara kedua orang tuanya.

Bukan yang pertama bagi Dandi, sudah berkali-kali bahkan ia menyaksikan perdebatan hebat Papi dan Maminya. Dandi kira dulu mereka bertengkar karena masalah kecil dalam rumah tangga. Tapi kini Dandi tahu masalahnya lebih dari itu.

Jadi Papi selingkuh dari Mami? Kenapa Papi tega ngelakuin itu sama Mami. Memang Mami salah apa?!

Dandi tak bisa melihat Maminya yang begitu Dandi sayangi melebihi apapun disakiti. Tak ada yang boleh termasuk Papi.

"Kamu itu sibuk terus kan Tris? jangan salahkan aku yang memilih selingkuh dibelakang kamu!"

"Memang itu aja ya alasan kamu, jangan bawa-bawa kerjaan dalam masalah ini-"

Sekolah Sebelah? *Revisi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang