Peringatan

78 12 8
                                    

Vote+comment gaes, karena mereka gratis selama kalian gak mager:v

Caca: Sekali lagi lo hinggap di hidup gue, auto gue gincuin tu bibir. Atau lo mau gue lipstikin secara langsung dari bibir gue?😏

Duh..Ca, jangan gitu tar yang lain denger:v

____

Seperti biasanya kelas Dandi selalu dibanjir orang-orang garing parah. Si pekok Fajar, si gaje Banu and si geloh Fiki, di segala situasi mereka saling melengkapi. Layaknya Senja dan kaum Indi-nya.

"Ohoy...chicken dinner again guys." pekik kemenangan terdengar di bangku barisan ke dua. Bangku siapa lagi kalau bukan grup cowok-cowok satgas Semanja.

Banu sedang asyik-asyiknya tuh, main game. Semetara tugas ia berikan sepenuhnya terhadap Dandi, pun dengan kedua temannya Fiki dan Fajar auto copy jawaban mereka.

Mereka emang suka seenak hati, mentang-mentang Dandi IQ nya agak berdiri dikit ketimbang mereka. Mungkin IQ mereka jongkok kali ya..makanya ngebuat tugas aja sampai malesnya minta ampun.

Si Banu pernah bilang, kenapa dia selalu menyerahkan tugas fisikanya pada Dandi yaitu alasannya cuma satu mager katanya. Terus apa bedanya sama nanti yang mau nyalin jawabannya Dandi, udah hilang tuh magerannya?

Lain lagi kalau 2 bocah yang kayaknya pas pembagian kewarasan pada gak dateng, mereka berkilah gak mau berfikir berat, karena bukan rindu saja yang berat katanya. Berfikir juga membutuhkan tenaga ekstra.

"Dan gue pinjem ponsel elu dong." kata Fajar.

"Ambil di kolong meja, lu tau sandinya kan?"

Fajar langsung mangut-mangut, so pasti Fajar tahu lah..sebab dia yang buat kata sandi itu untuk Dandi. Dandi sih gak masalah ponselnya gak berisi kunci keamanan namun asalkan masih bisa dibuka saja.

Fajar langsung mengheck akun instagram di ponsel Dandi, dan dengan kecepatan tangan seorang Fajar yang mengetik dengan cepat, dan terakhir Klik.... Lalu di berikannya kembali ponsel itu kepada Dandi.

"Nih Dan."

"Cepet amat, cari apa lo?"

"Ngecek kouta, maunya gue mintain hospot." kekehnya, namun itu merupakan alibi Fajar saja.

Dasar si kaleng aer pemburu hospot teman:v

Tanpa curiga Dandi mengembalikan ponselnya ketempatnya semula. Fajar terkekeh dalam hati akan apa yang diperbuatnya, mudah sekali bagi Fajar.

*****

Tidak mau tahu pokoknya, Caca harus kembalikan kupon ini pada manusia edan itu. Caca tidak pernah meminta kok.. Dia gak butuh sesuatu dari cowok itu, apapun.

"Jangan dibalikin lah Ca, percuma dong gratis." ambek Era sambil mengikuti Caca dari belakang.

Mau kemana Caca buru-buru begitu? Mau apalagi kalau bukan mengembalikan apa yang seharusnya tidak dia terima. Enak saja dia mau damai dengan Caca, ohh...tidak bisa. Caca ya tetap Caca perempuan dengan segala sifat keras kepalanya.

"Gak, gue tetep mau balikin ini ke yang punya!"

Sampai di gerbang sekolah Semkita, sudah mereka temukan banyak sekali motor-motor yang silih berganti mulai keluar dari Semanja.

"Lo jangan kayak anak kecil gini Ca." panggil Era yang sudah jauh tertinggal oleh Caca. Perempuan itu berjalan cepat menuju sekolah sebelah. Menemui siswa berseragam hijau-putih yang sedang mengatur lalu lintas jalanan. Sudah sangat hafal bagi Caca, itu Dandi.

Sekolah Sebelah? *Revisi*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang