1. Mereka

9.4K 1.1K 256
                                    

"Balikin journal gue, anjir!"

Lagi.

Kejadian mereka berdua yang kejar-kejaran kayak begitu, sudah terlalu lazim di mata mahasiswa lain.

Choi Beomgyu, mahasiswa semester enam jurusan kedokteran, anak yang manis, namun kelewat emosi.

Kang Taehyun, anak kedokteran semester enam yang kelewat pintar, berakhir menjadi mahasiswa dikarenakan mengambil kelas akselerasi saat sekolah menengah atas dulu, remaja tampan, cerdas, tapi sayang, sifat jahil tertanam subur dalam dirinya.

"Ambil sendiri, dong! Cemen amat lo." Memang dasar Taehyun kurang hajar.

Jadi, begini.

Sekarang sedang waktunya istirahat bagi para mahasiswa kedokteran dengan jadwal mata kuliah siang. Namun Beomgyu memilih diam di kelas sambil mencatat barang titipan kakak perempuannya; Choi Yena—untuk dibeli saat pulang kuliah nanti di dalam journal pribadinya.

Dengan iseng, Taehyun ambil journal Beomgyu, lalu berlari keliling kelas sebelum melompat dari meja ke atas lemari di sudut ruangan.

"Apa, nih? 'Titipan kak Yena'?" Sengaja, Taehyun membaca tulisan Beomgyu keras-keras. Sedangkan si pemilik hanya mampu berdecak kesal.

Bocah bernama Taehyun itu jelas tau kalau Beomgyu takut ketinggian—meski sebatas dua meter saja—karena pernah bermimpi patah tulang ekor karena jatuh dari meja belajarnya di sekolah.

"Anjir, lo diminta buat beli pembalut? Serius? Ngakak, nih."

"DIEM ANJING!"

Dan sialnya, setelah teriakan Beomgyu itu, Taehyun tertawa keras-keras di atas lemari. Beomgyu jelas marah—malu. Pipinya total bersemu merah muda, kemudian kembali ke tempat duduknya, menelungkupkan kedua tangannya, lalu menundukkan kepalanya. Dalam hati sibuk merutuki Yena, dirinya sedang sakit demam, mau tidak mau, daftar belanjaan yang akan dibelinya hari ini harus dipindah tugas pada sang adik.

"Choi Yena sialan, hiks."

Jangan mengejek, Beomgyu itu memang anak yang cengeng.

Taehyun lihat Beomgyu dengan posisi seperti itu lantas terdiam dari gelak tawanya. Oke, mungkin, yang ini kelewatan.

Taehyun melompat turun, berjalan pelan ke arah Beomgyu. Total mengabaikan tatapan mengejek dari temannya yang lain. "Nih."

Taehyun lempar asal journal Beomgyu. Kiranya, si manis bakal menoleh senang, lalu memberi satu pukulan keras pada tubuh Taehyun—siklus normalnya seperti itu.

Tapi, nihil.

Beomgyu masih setia pada posisi awal. Buat Taehyun sedikit cemas, sebab ini kali pertama ide jahilnya membuat Beomgyu menangis. "Gyu? You okay?"

Beomgyu dengar semuanya.

Dirinya juga heran, kalau biasanya, mereka akan kejar-kejaran seluruh kelas demi satu barang yang gak seberapa berharga, bahkan Beomgyu pernah mendapati layar ponselnya retak karena Taehyun, namun dirinya cuma kesal sesaat.

Memang, Beomgyu sadar kalau dirinya itu cengeng, tapi demi apapun, Beomgyu gak pernah sama sekali menangis gara-gara Taehyun— yang mana itu jadi faktor utama, kenapa tangisannya kali ini, tangisan pertama yang didapatnya dari Kang Taehyun.

Dan Taehyun itu tipikal remaja yang gak terlalu suka basa-basi, jadilah Taehyun gebrak meja Beomgyu agak keras. "Gyu, liat gue!"

"Bangsat!" Beomgyu terlanjur naik pitam, menoleh sambil menggebrak meja.

Taehyun tarik lembut tengkuk Beomgyu, buat kepala cowok itu menempel pada perut Taehyun. "Maaf, gue kelewatan."

Beomgyu gak bisa kalau sudah begini. Pertahanannya sukses hancur, kedua lengannya terangkat untuk memeluk pinggang Taehyun. Menangis makin kencang saat Taehyun memberi respon mengelus halus punggungnya.

"Gue gak suka lo bikin gue malu, hiks. Biadab lo, Kang Taehyun, hiks."

"Iya, makanya gue minta maaf, monyet."

Taehyun tarik pelan dahu Beomgyu, buat keduanya sempat tukar tatap sesaat, dan Taehyun bakal bilang, kalau mata Beomgyu itu cantik bukan main.

"Habis ini, lo harus janji, gak bakal nangis gara-gara gue lagi, oke? Gue benci liat lo nangis begini."

Cup

"Janji?"

Cup

Beomgyu kembali menangis kejar setelahnya.

"Taehyun babi! First kiss gue, huee!"
















Ku kobam TaeGyu, anjir. Like, "ini mereka berdua kenapa pengen banget dinikah paksa?"

Iya, maapin, emang tangan lagi demen bikin work ini itu, tanpa pikir panjang soal utang work yang lain—iya, katain bego, aneh, terserah kalian, deh.

Oke, terakhir, minta vomments, beb

Nikah ; taegyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang