"Ngh—Tae?"
Beomgyu hadap ke belakang. Lihat sisi lain ranjang yang kosong buat pikirannya tanya-tanya ; "Taehyun dimana?"
Diusap lembut seprei ranjang yang berantakan itu. Kondisinya masih hangat. Pertanda bahwa Taehyun belum lama beranjak dari tempat tidur.
Beomgyu ubah posisinya jadi duduk dengan bagian belakang yang menyender di kepala ranjang. Meringis perih sewaktu rasa nyeri dan berkedut timbul bersamaan dari bawah. Sialan, kepalanya pusing. Semalam, Taehyun main gila. Rambut Beomgyu sampai ditarik berkali-kali akibat posisi yang mendukung saat sesi penyatuan yang panas itu.
Sepertinya memang betul—kalau ada burung yang rindu mampus dengan sarangnya.
Beomgyu paksakan badannya berdiri. Pungut baju berserakan di lantai, dipakai asal demi menutup badan bugilnya.
"Taehyun?"
"Oh, bangun?" Taehyun senyum ramah. Sapaan hangat pagi hari, ditambah dua cangkir teh yang sedang Taehyun buat. Beomgyu yakin satu gelas itu untuknya. Memang, untuk siapa lagi?
"Pagi," Beomgyu kecup singkat pipi kiri suaminya. Taehyun gagal tahan cengirannya. "Manis, tumben. Biasanya maung mulu kalo pagi?"
Beomgyu sukses cemberut. "Jahat."
Beomgyu duduk di sofa. "Aw—shh."
Taehyun dengar rintihan Beomgyu, langsung cepat taruh dua cangkir teh di atas meja.
"Lo gak apa?" Kata Taehyun khawatir.
Beomgyu meringis kecil. "Sakit banget belakangku. Kamu gak kira-kira semalem! Kayak orang kesetanan tau gak? Bringas!"
Taehyun total gemas. Kecup singkat bibir Beomgyu jadi aksi selanjutnya, otaknya mikir ; "godain ah,"
"Maafin, ya? Lo tau, itu seks pertama kita setelah sah nikah. Selama tiga minggu terakhir gue selalu main solo tiap butuh."
Taehyun sorak senang dalam hati. Sukses godain Beomgyu, ketara kalau pipinya merah semu.
"Lo lucu, gemes gue." Taehyun usap helaian rambut Beomgyu secara halus sebagai aksi penutup senin pagi itu ; sebelum keduanya sibuk dengan aktivitas masing-msaing.
[ N I K A H ]
"Nih,"
Taehyun berjalan santai menuju dapur. Total abai dengan respon Beomgyu setelah Taehyun membelikan satu kotak banana nuggets atas dasar kemauan si berbadan dua itu sendiri.
Mulai masanya ngidam?
Padahal, Beomgyu ingin ucapkan rasa terimakasihnya. Ditambah bonus satu kecupan lembut di pipi atau bibir bakal jadi sesuatu yang manis—biar seperti pasangan goals gitu loh.
"Tae, ayo makan bareng!" Beomgyu kesal.
Suaminya itu—pengertian, cuma sayangnya gak perduli.
"Rewel, ya, lo. Dikit-dikit ini itu,"
Taehyun pergi ke dapur, tinggalin Beomgyu sendirian di ruang tengah.
Beomgyu mau nangis aja rasanya, gak paham juga kenapa.
"Sini, gue suapin, gak usah sok tsundere." Taehyun duduk di samping Beomgyu. Tangannya bawa dua garpu, buah tangan dari dapur tadi.
Beomgyu nurut.
Gak mau buat Taehyun kesal lagi.
Taehyun yang sibuk suapi Beomgyu snack pesanannya itu mendengus secara tiba-tiba.
"Kenapa?" Kata Beomgyu.
"Maafin gue,"
"Untuk?"
Taehyun taruh kotak banana nugget di atas meja. Ambil tangan Beomgyu, digenggam lembut, diusap pelan kemudian. "Gue belum bisa jadi suami idaman, juga calon ayah yang baik buat si jabang bayi,"
Taehyun buat pergerakan yang sukses buat jantung Beomgyu disko gak karuan.
Taehyun kecup lembut bibirnya. Sekedar kecup, gak lebih.
"Tapi lo harus tau, kalau disini, gue masih belajar itu semua, dan bakal terus usaha demi kalian berdua kedepannya."
Taehyun tau, tanggung jawabnya sekarang gak cuma ; kuliah, tugas dan tampil kece.
Taehyun punya dua manusia yang harus dipikul di kedua bahu kanan dan kiri.
Taehyun sadar, kalau dia dapat catatan baru dalam agenda hidup.
Dan Beomgyu ;
Bahagia luar biasa kala itu.
Kang Taehyun. Suaminya, hak patennya, ayah dari calon anaknya ;
Memang sudah dewasa dalam konteks pemikiran remaja berumur sembilanbelas tahun.
Gila, sempet kena wb waktu mau lanjut chap ini, makanya lama apdet, wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah ; taegyu
Fanfiction✴ Iya, serius. Mereka beneran menikah. M-preg © alyndrx_