The Last Insta Story | Part 1

229 14 0
                                    

Cha Yunna berdecak,
"Gila ya ni netizen, udah tau dia lagi sedih malah terus-terusan dihujat!"
Matanya terus menatap layar handphonenya.

"Siapa?" Kang Gorae penasaran, lelaki jangkung itu menggeser duduknya mendekati kekasihnya. Kepalanya melongok penasaran mengintip layar handphone Yunna.

Yunna menunjukan handphonenya,
"Ini, dia artis Jung Na Ri, aku merasa dia sedang depresi berat." Yunna menunjukan komentar-komentar dan hujatan jahat dari netizen yang menonton artis itu sedang live di instagram.

Gorae membaca satu persatu komentar-komentar yang bermunculan di layar handphone Yunna.

Song Duk hye :
'Hidup kamu penuh drama memalukan, tidak pantas kamu hidup!'

Derra :
'Pelacur tidak tahu malu..ada apa dengan tubuhmu yang kurus?'

Funny girl :
'Kamu seperti kotoran! Dasar pecandu!'

Dan....masih banyak lagi! Puluhan bahkan ratusan komentar jahat terus mengalir deras menghujat artis cantik Jung Na Ri. Gorae melihat Na Ri mulai menangis.

"Apakah hidup kalian begitu terganggu karenaku? Aku hanya ingin kalian baik-baik saja dan tidak menganggapku seperti musuh..."

Dan begitu ucapan penuh kesedihan ini terucap dari bibir Na Ri, komentar-komentar keji semakin cepat bermunculan.

Yunna keluar dari aplikasi instagram, dia menghela nafas.
"Mereka kejam!" Runtuknya.

Gorae tercenung, "Kenapa kamu tidak membela dia?"
Yunna menengok ke arah kekasihnya, "Aku tidak punya energi untuk memberi perhatian pada orang yang depresi. Aku prihatin...tapi melawan ratusan netizen yang jahat? Nanti malah aku sendiri yang diserang!"

"Tapi, setidaknya dari sekian banyak orang yang menghujat dia, mungkin dia perlu satu orang yang mampu menenangkan dia. Atau setidaknya memberi komentar baik tentang dia."

Gorae menatap Yunna. Entah mengapa dia merasa sangat sedih melihat kepedihan Jung Na Ri.

"Aigooo...ayolah, mungkin juga dia sedang mencari sensasi! Semakin dihujat, biasanya artis itu semakin terkenal!" Yunna bangkit dari duduknya,

"Aku harus pulang cepat, ibuku pesan dibelikan Jjukumi." *
Yunna melirik Gorae mulai membuka handphonenya.

"Hey.. kamu dengar aku?"
Gorae mendongak kaget, "Iya sayang. Aku antar kamu pulang ya?"

Yunna menggeleng, "Tidak usah, aku akan mampir juga ke rumah bibi, aiiishh...banyak sekali orang yang membutuhkanku malam ini!" Yunna tersenyum, dan Gorae tertawa, hatinya akan berdebar kencang jika melihat Yunna tersenyum membuat Yunna semakin cantik.

"Kamu masih di sini sampai pagi?"
Tanya Yunna sambil mengenakan overcoat merah marunnya, Gorae bangkit dan meraih syal wol warna krem dan melingkarkan ke leher Yunna.

"Tidak, pukul 24:00 aku akan pulang."
Yunna melirik jam tangannya waktu masih menunjukan pukul 22:45,

"Oke dokter ganteng, aku pulang yaa.."
Gorae meraih pinggang Yunna yang ramping. "Iya sayang, dokter cantikku, kamu hati-hati ya!"

Gorae mengecup kening Yunna. Yunna mencium dagu Gorae.
Dan pergi meninggalkan Gorae setelah melemparkan fly kiss dan berbisik "Aku sayang kamu!" Katanya sambil tersenyum.

Gorae tersenyum melihat punggung Yunna menghilang di balik pintu. Dia menghela nafas, Yunna adalah cintanya, hidupnya dan masa depannya. Hatinya selalu hangat dan nyaman bila berada dekat dengan kekasihnya itu.

Gorae merasa dia adalah lelaki yang paling beruntung bisa memenangkan hati Yunna, dia jatuh cinta pada Yunna sejak mereka kuliah kedokteran di Seoul National University. Dia adalah adik kelas Gorae.

I'll Be There, When It's BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang