Jung Na Ri perlahan membuka matanya, badannya serasa baru saja dipukuli oleh puluhan orang. Rasanya sangat sakit dan terasa kaku.
Sesaat Na Ri berusaha mengumpulkan kesadarannya, kemarin sore, tadi malam, sampai pagi tadi. Dia mengingat-ingat semua yang sudah dia alami.
Matanya masih sembab. Dia memicingkan matanya, cahaya matahari menerobos masuk lewat jendela kamarnya.
Tadi pagi dia merasa sangat lelah dan tidak menyadari kapan dia tertidur. Tapi tidur kali ini dia benar-benar menikmatinya. Dia merasa sangat tenang.
Tangannya menggapai jam weker di samping tempat tidurnya.
Apa? Ini sudah jam 3 sore!
Cepat-cepat dia bangkit dari tempat tidurnya.Matanya mencari-cari handphonenya.
Gorae! Ya lelaki baik itu namanya Gorae! Apakah dia menghubungiku tadi? Na Ri mencari-cari di seputar apartementnya.Dia ingat, terakhir dia menggunakan handphone saat Gorae membelikannya seolleontang. Na Ri meletakannya di dapur.
Bergegas dia membuka kolom pesan di Instagram. Tidak ada satupun pesan dari Gorae.
Na Ri sedikit kecewa, tapi dia ingat Gorae mengatakan akan melakukan operasi siang ini.
Dia pasti seorang dokter.Na Ri mengingat-ingat kejadian semalam, pertemuannya dengan lelaki ajaib bernama Kang Gorae.
Bibir Na Ri tersenyum, dia merasa beruntung ada seseorang berhati malaikat yang peduli padanya.
Dan.... Gorae sangat tampan!Perasaannya masih tidak menentu sebenarnya. Dia tidak berani membuka akun Instagramnya lebih lama. Rasanya sangat menyakitkan.
Pemberitahuan telepon masuk ada lima belas, sepuluh panggilan dari managernya, lima panggilan dari ibunya. Pesan yang masuk ada dua puluh enam. Semua dari managernya.
Na Ri menekan tombol 📞 untuk menghubungi managernya.
"Demi Tuhan! Ada apa dengan kamu?! Hampir gila rasanya menghubungi kamu! Kemana saja kamu?! Kenapa kamu tidak angkat telponku?!"
Omelan panjang lebar dengan nada keras dari Oh Sung Ji managernya membuat Na Ri harus menjauhkan handphone dari telinganya.
"Aku tidur."
"Aigoooo! Aku pikir kamu mati! Jika iya, tamat sudah karirku!"Na Ri menghela nafas, tidak sedikitpun Sung Ji menanyakan keadaannya, dia hanya mengkhawatirkan pekerjaannya!
Jika tidak ada Gorae semalam, mungkin dia akan menemukannya sudah menjadi mayat sekarang."Aku masih libur, kan?"
Tanya Na Ri dingin."Instagram live kamu semalam yang jadi masalahnya! Klien parfum minta kepastian kamu masih hidup atau tidak!"
Na Ri tersenyum sinis, dia geleng-geleng kepala, "Kenapa?"
"Kamu hanya jadi ratu drama selama ini Na Ri! Bisakah kamu bersikap lebih proffesional? Bisakah kamu lebih menjaga citra diri kamu?! Tidak bisakah kamu lebih elegan seperti artis lain?! Bisa putus kontrak-kontrak kita dengan pernyataan kamu di Instagram semalam!"
Gaya managernya yang seperti ini adalah santapannya sehari-hari, Na Ri diam saja, dia sudah sangat bosan.
Sesaat setelah managernya memutus telepon, ibunya giliran menelepon dia.
"Sayang, ibu tahu kamu tidak akan bunuh diri. Semalam ibu nonton acara live kamu... biarkan orang-orang berpikir kamu sudah mati sekarang. Tapi besok kamu akan muncul di acara peragaan busana Crallys! Dan haters kamu akan terkejut jika kamu masih hidup ha ha ha..."
Na Ri memejamkan matanya.
"Lihat kamu begitu kuat, kamu akan jadi bintang yang melegenda sayang! Oh endorse juga akan semakin mengalir ha ha ha" Ibunya melanjutkan sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Be There, When It's Blue
General FictionCOMPLETED! Yeorobun, cerita I'll be There When It's Blue ni udah selesai. Mohon maaf udah 3 minggu ga di publish dulu cerita part berikutnya, cuma pengen tau feed back dari kalian tentang cerita ini. Sangat menghargai kalian yang ga masuk golongan...