Puzzle In My Head | Part 5

39 3 0
                                    

* Part ini mengandung adegan kekerasan dan kata-kata vulgar*

Yunna sedang berada di Kantor Gorae. Gadis itu menunggu kekasihnya selesai melakukan operasi ketika Na Ri berulang kali menelepon Gorae.

Yunna melihat layar handphone milik Gorae, untuk melihat siapa yang berulang kali meneleponnya.

Mata Yunna terbelakak, yang menelepon Gorae adalah Jung Na Ri!
Rupanya mereka saling bertukar nomor telepon!
Mendadak darah Yunna mendidih karena marah dan cemburu.

Bunyi telepon berhenti, disusul satu pesan masuk dari Na Ri, cepat-cepat Yunna membaca pesan dari Na Ri.

Tiba-tiba Gorae masuk, "Yunna? Kamu di sini?" Gorae menyapa dengan gembira, dia tidak menyangka Yunna akan datang ke kantornya, selama dua hari ini Yunna selalu menghindarinya, tidak menjawab telepon atau pesan-pesan darinya.

Yunna mendelik marah.
"Jelaskan apa ini?! Apa maksud pesan dia disini? Kalian janji ketemu kan?"
Suara Yunna sedikit meninggi, tangannya menunjukan pesan di handphone Gorae.

Gorae keheranan, "Apa maksud kamu?

"Kamu bertukar nomor telepon dengan ratu drama itu!"
Suara Yunna bergetar. Gorae mengambil handphonenya dari tangan Yunna.

Dia membaca pesan dari Na Ri, dan 7 panggilan tak terjawab.
Gorae mengerutkan dahinya, ada apa dengan Na Ri? Kenapa dia di Namsan? Bukankan dia ada peragaan busana hari ini?

"Hey! Kamu ada janji dengan dia?!" Tanya Yunna kesal.
"Tidak, aku tidak ada janji apapun dengan Na Ri." Jawab Gorae agak kebingungan.

"Aku tidak menyangka kamu bahkan bertukar nomor telepon dengan dia!"
Wajah Yunna memerah, tadinya dia datang ke kantor Gorae untuk berbaikan dan mengajaknya makan nanti malam.

"Yunna, aku sudah berkali-kali menelepon kamu, mengirim pesan, mencari kamu selama dua hari ini.
Tapi kamu terus menghindar. Aku mau cerita soal Na Ri..."

Yunna menyipitkan matanya, "Tampaknya kamu sudah akrab dengan gadis drama itu ya!" Suara Yunna menajam.

"Tidak juga, tapi gadis itu benar-benar harus ditolong."
Gorae kemudian menceritakan bagaimana dia bisa bertemu Na Ri di apartementnya, dan mereka akhirnya bertukar telepon. Tidak ada satupun yang Gorae lewatkan.

Yunna merasa dadanya mau meledak, dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Kamu benar-benar tidak bisa kupercaya!"

Suara Yunna bergetar,
"Kamu berharap aku akan mengerti, begitu?"
Air mata Yunna mulai mengalir.

"Mengasihani dan membantu orang lain dalam kesulitan tentu akan membuat kamu senang, tapi itu bukan rasa yang sebenarnya, itu adalah ego diri untuk memenuhi rasa puas dan rasa bangga kamu.
Kamu sangat tidak membantunya untuk bangkit!"

Gorae menggenggam tangan Yunna, dia kemudian menceritakan bagaimana dia gagal menolong sahabatnya semasa SMA dulu dan dia melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana temannya tewas sangat mengenaskan.

Yunna menarik tangannya,
"Berkorban untuk orang lain konsekuensinya kamu akan mengorbankan sesuatu yang penting dalam hidupmu.
Kamu melupakan apa yang seharusnya menjadi prioritas hidup kamu! Dia akan tergantung padamu Gorae!"

Yunna berlari keluar, Gorae menyusulnya. "Yunna, Yunna!"
"Jangan ikuti aku! Urus saja ratu drama itu!"
Yunna menepis tangan Gorae, dia sangat marah. Hatinya terasa sangat sakit.

Gorae berdiri mematung memandangi Yunna yang masuk ke dalam lift. Dia sangat mengerti mengapa Yunna bersikap seperti itu. Tapi mengacuhkan Na Ri yang hampir bunuh diri dia pun tidak sanggup untuk berdiam diri.
Apakah ini benar rasa egonya? Gorae kembali ke kantornya.

I'll Be There, When It's BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang