Gorae terkejut mendengar keputusan Na Ri bersedia menjadi bintang iklan di anak perusahaan milik Jae Hyun.
Bae Ryung Go yang menyampaikannya.Dia merasa khawatir Na Ri akan menghadapi lagi hujatan dan kebencian dari hatersnya. Tapi disisi lain, dia bangga dengan keberanian Na Ri. Dia berharap Na Ri siap menghadapi semua tanpa harus membenci dirinya lagi.
"Lusa? Dia akan datang ke Seoul? Aku mungkin hanya bisa menemuinya malam setelah pekerjaanku selesai."
"Baiklah dokter Kang, aku akan menjaga Na Ri selama dia di Seoul."
Janji Bae Ryung Go.Gorae menutup sambungan telepon dari Bae Ryung Go. Dia akan menemui direktur Yoo Soo Yeon terkait bukti-bukti yang sudah ditemukan Moon Jae Hyun.
Pintu kantornya diketuk, Gorae terperanjat melihat Yunna muncul dari balik pintu.
"Gorae... kamu sibuk?" Tanya Yunna lembut.
Gorae menggeleng, dalam hati dia bertanya-tanya mau apa Yunna datang ke kantornya setelah sekian lama dia meninggalkannya."Ada apa Yunna?" Tanya Gorae datar.
Yunna tersenyum manis."Aku hanya ingin mampir....sudah lama aku tidak ke kantormu. Kadang....aku sangat merindukan kantormu ini." Yunna berjalan, matanya memandang berkeliling.
"Hmm...kamu belum merubah apapun disini." Kata Yunna sambil masih menyungging senyum manisnya.
Gorae hanya diam memperhatikan Yunna, jika saja dia masih jadi kekasihnya, melihat gadis itu masuk ke kantornya pasti akan sangat menyenangkan rasanya.
Dekorasi kantor Gorae memang Yunna yang mengaturnya dulu. Dan Gorae sangat tidak sempat merubahnya, baginya bukan kenangan seperti ini yang tertinggal dihatinya.
"Ternyata...kamu belum melupakanku, Gorae.." Yunna menyandarkan pantatnya di meja kerja Gorae.
"Katakan apa maksudmu kesini?" Tanya Gorae tidak sabar.
"Mmm....aku bilang aku hanya ingin mampir....aku rindu wangi parfum tubuhmu...aku rindu suasana kantor ini...aku hanya merasa kesepian sekarang." Jawab Yunna lembut.
Gorae menghela nafas, "Kamu kesepian? Bukankah kamu sudah menjadi kekasih Moon Jae Hyun? Kenapa kamu tidak cari dia?"
"Dia ....selalu sibuk....aku merasa dia tidak mencintaiku..." Yunna berkata dengan ekspresi sedih.
Gorae merasa tidak perlu mendengarkan hal remeh temeh seperti ini, dia bangkit dari kursinya.
"Maafkan aku harus pergi Yunna..""Kamu tidak rindu padaku, Gorae?"
Gorae menyipitkan matanya, ini tidak seperti Yunna yang dikenalnya! Yunna memang sangat mencintainya dulu, tapi dia tidak akan bertindak murahan seperti ini.
Gorae tersenyum sinis, "Kita sudah selesai Yunna. Tidak seharusnya kamu bertanya seperti itu saat kamu mempunyai kekasih. Hargai perasaan Jae Hyun."
"Tampaknya kamu dan Jae Hyun akrab sekarang...." Yunna memancing Gorae.
"Apa itu jadi masalah untuk mu?"
Balas Gorae."Jadi benar....kalian sudah akrab..." Gumam Yunna.
"Jika itu yang ingin kamu tahu dariku, aku rasa kamu sudah punya kesimpulan sendiri. Permisi aku banyak pekerjaan." Gorae berharap Yunna segera pergi.
"Aku.... sunguh-sungguh ketika aku bilang rindu kamu, Gorae." Yunna berusaha mengalihkan pembicaraan, agar Gorae tidak mencurigainya.
"Kamu menuduhku mengkhianatimu, kamu menuduhku aku punya pacar baru dan segala tuduhan tidak masuk akal darimu. Sekarang, lihat kamu, kamu sendiri yang menjilat ludahmu sendiri! Kamu menggoda lelaki dibelakang kekasihmu. Apa ini juga yang kamu lakukan padaku dulu? Saat aku sibuk, kamu mendekati siapapun untuk memenuhi keinginanmu untuk diperhatikan?!" Kata-kata Gorae sangat tajam menusuk hati Yunna.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Be There, When It's Blue
General FictionCOMPLETED! Yeorobun, cerita I'll be There When It's Blue ni udah selesai. Mohon maaf udah 3 minggu ga di publish dulu cerita part berikutnya, cuma pengen tau feed back dari kalian tentang cerita ini. Sangat menghargai kalian yang ga masuk golongan...