Would You Be My Friend?| Part 4

33 5 0
                                    

Acara peragaan busana dari merk pakaian terkenal Crallys sukses dilangsungkan. Na Ri membawakan satu rancangan dari perancang dunia Paris itu untuk melenggak lenggok di atas catwalk.

Tubuhnya yang tinggi kurus sangat cocok mengenakan gaun mewah berwarna ungu transparan. Na Ri bahkan tidak memakai bra, sehingga lekuk payudaranya yang indah begitu terlihat sempurna dibalik balutan gaun yang bertaburkan berlian swarovski.

Undangan yang hadir terdiri dari istri-istri pejabat, kaum sosialita dan artis-artis papan atas di Korea.

Seusai acara, kerumunan wartawan sudah mencegatnya saat dia, Oh Sung Ji dan ibunya menuju mobil yang sudah menunggu. Lima bodyguard bertubuh besar berusaha menghalau para wartawan yang mencecar Na Ri dengan bermacam-macam pertanyaan.

Kilatan lampu blitz terus menerus berkilatan menerpa wajah cantiknya. Na Ri sebisa mungkin melemparkan senyum manisnya ke arah para wartawan dengan melambaikan tangannya.

"Jung Na Ri, ada yang ingin anda katakan dengan niatan anda untuk bunuh diri dua hari yang lalu?

"Jung Na Ri apa maksud anda dengan instagram live anda?"

"Apakah anda hanya mencari sensasi?"

"Jung Na Ri anda terlihat sangat kurus, apakah anda benar-benar tertekan?"

Bertubi-tubi pertanyaan yang ditujukan kepadanya. Na Ri hanya tersenyum dan melambaikan tangannya.

Buatnya ini sebuah siksaan, kepalanya terasa sangat pening. Rasanya menuju mobilnya yang sudah kelihatan beberapa meter di depan sangat sangat jauh, serasa berjalan kaki dari Seoul ke Pulau Jeju.

Seorang Reporter perempuan tiba-tiba menghadangnya, langkah Na Ri terhenti, "Na Ri, semoga kamu selalu sehat dan baik-baik saja ya.. fighting!"

Na Ri tersenyum dan membungkuk sopan sambil mengucapkan terimakasih. Seorang bodyguard menggeser tubuh reporter itu dengan membentangkan tangannya melindungi Na Ri.

Na Ri sempat melirik reporter itu, ada name tag yang tergantung di dadanya. Tertulis ARV, tapi dia tidak sempat membaca siapa nama gadis itu, karena bodyguard disampingnya berbisik untuk cepat masuk ke dalam mobil.

"Pak Nah kita ke kantor sutradara Kim Dae Sang." Kata ibunya Na Ri pada sopirnya.

Mobil pun meluncur membelah kota Seoul.
"Kamu harus mendapatkan peran utama sayang." Ibu nya Na Ri menepuk nepuk wajahnya dengan spons untuk membetulkan riasannya.
Na Ri hanya mengangguk.

Di dalam kantor sutradara Kim Dae Sang yang sejuk, sutradara Kim menyambut mereka dengan hangat. Empat cangkir teh bunga crysan sudah tersaji di meja tamu.

"Jadi bagaimana Sutradara Kim? Apakah Na Ri bisa menjadi pemeran utama di film Dangerous Lady?" Suara ibunya Na Ri terdengar merayu.

Lelaki bertubuh subur itu tersenyum kecut. Dia berdehem,
"Begini bu Jung, untuk peran utama saya sudah memberikannya pada Park Eunyoung."

Wajah Na Ri terlihat sangat kecewa,
"Ah, tapi mungkin saya bisa memasukan Na Ri sebagai second lead, karena kabarnya gadis yang kami tawari untuk jadi second lead sedang pikir-pikir dulu."

"Apa maksud anda sutradara Kim? Na Ri tidak bisa menjadi pemeran utama? Berapa uang yang sudah Eunyoung berikan pada anda?"
Suara ibunya Na Ri meninggi.

Wajah Sutradara Kim menegang, dia terkejut mendengar ucapan kasar dari ibunya Na Ri.

"Maksud anda, aku ini orang yang mudah di sogok seperti sutradara yang dulu meniduri Na Ri setiap malam?!"

Na Ri terperanjat, bagaimana dia tahu? Ibunya Na Ri menggebrak meja dengan marah.

"Jaga ucapan anda sutradara Kim!"

I'll Be There, When It's BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang