Sora berjalan cepat menuju ruang perawat. Hari ini sangat melelahkan, dia hampir tidak duduk seharian.
Ada saja tugas yang harus dia kerjakan.
Rasanya beberapa hari ini
semua pasien yang datang berubah jadi bayi manja. Dan dia sangat kewalahan menghadapi mereka."Aiisshh... aku sangat rindu kursi ini!" Teriak Sora seraya membanting pantatnya dikursi. Rasanya kakinya pegal sekali.
Teman-teman Sora sesama perawat sama-sama mengeluh kelelahan.
"Aigo ada apa hari ini? Kenapa banyak sekali pasien yang datang?""Cuaca dingin sekarang sangat ekstrim itu penyebabnya." Timpal salah satu perawat.
"Aku akan selesai sebentar lagi. Sudah dua malam aku tidak pulang." Sora menguap.
Handphonenya berbunyi, Sora mengambil handphone dari kantong bajunya, Gorae yang menelepon.
"Hallo Oppa."
"Sora...apa kabar kamu?"
Suara Gorae terdengar lelah."Aku baik kak..hanya saja akhir-akhir ini sangat melelahkan. Sebentar lagi aku pulang."
"Aku juga akan pulang besok atau lusa. Aku dapat libur tiga hari."
"Wahh baguslah...kamu sudah lama tidak pulang. Kamu belum tahu rumah Na Ri kan? Rumahnya sangat nyaman sekarang, tidak seperti waktu dihuni pak Kwak, Na Ri menyulap rumahnya sangat indah!"
Gorae tersenyum, Sora selalu cerewet, dia selalu bersemangat akan hal-hal yang dia temui.
"Bagaimana kabar ibu dan nenek?""Mereka baik, nenek rajin mengajari Na Ri jadi petani. Hampir tiap hari dia jalan kemanapun dengan nenek. Kakak tahu sendiri kaan...bagaimana cerewetnya nenek, aku heran kenapa Na Ri begitu tahan dengan nenek! Aku saja tidak tahan jika nenek mulai mengajariku!"
Gorae tertawa, ya ampun! Adiknya justru yang mewarisi ke cerewetan nenek mereka!
"Iya, dan sangat menurun pada mu Sora!"Mata Sora membesar, "Apa? Kakak bilang aku cerewet? Aku tidak seperti nenek! Nenek selalu harus detail dengan segala hal...dari menyulam, memasak, bertani ...apaapuuun dia akan selalu minta kita melakukannya dengan sangat benar! Aihh..! Bagaimana kakak mengatakan aku cerewet seperti nenek!"
Gorae tertawa geli, begitulah Sora, dia tidak pernah menyadari jika dia ternyata lebih cerewet dari nenek mereka.
"Oh ya...ibunya Na Ri sedang berkunjung ke desa kita. Dia memang sedikit berubah, tapi tetap menyebalkan!"
Gorae mengangkat alisnya, "Sudah berapa lama dia disana?"
"Dua hari... sepertinya dia tidak akan lama...tapi aku senang dia tidak ingin tinggal dengan Na Ri, dia selalu menggerutu dan mengeluh dengan apapun yang dilakukan Na Ri!"
Gorae menghela nafas, dia berharap Jung Bok Sil tidak menyulitkan Na Ri.
"Kakak....apakah nanti kakak pulang dengan Yunna?" Tanya Sora tiba-tiba, entah kenapa Sora merasa malas bertemu dengan Yunna.
Gorae menelan ludahnya, iya, dia belum memberitahu keluarganya jika dia sudah putus dengan Yunna.
"Tidak.....aku sudah putus dengan Yunna..." Jawab Gorae pelan.
"Oh? Kenapa?" Sora spontan bertanya, diakuinya dia senang jika ternyata kakaknya putus dengan Yunna.
"Emm... dia tidak sanggup menjalani hubungan denganku. Dan aku tidak ingin memaksanya untuk menerimaku."
Suara Gorae terdengar getir."Maafkan aku kak...kakak pasti sedih...apakah karena Yunna cemburu pada Na Ri?"
Sora merasa sedih untuk kakaknya, dia sangat tahu betapa kakaknya sangat mencintai Yunna.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Be There, When It's Blue
General FictionCOMPLETED! Yeorobun, cerita I'll be There When It's Blue ni udah selesai. Mohon maaf udah 3 minggu ga di publish dulu cerita part berikutnya, cuma pengen tau feed back dari kalian tentang cerita ini. Sangat menghargai kalian yang ga masuk golongan...