Don't Push Me To Your Corner! | Part 11

27 2 0
                                    

Gorae berlari menuju mobilnya, dia tidak bisa memikirkan hal yang lain selain harus pulang kembali ke desa Dueokhaengbokdeurim sekarang juga.

"Gorae, kamu terburu-buru, ada apa?" Suara khas penuh ke bapakan menyapanya dari belakang. Direktur Yoo sedang berjalan menuju mobilnya juga.

Gorae membungkuk hormat, "Aku harus kembali ke rumah."
Jawab Gorae terburu-buru, "Ibunya Na Ri sudah pergi kesana!"

Wajah Direktur Yoo terkejut, "Tapi bagaimana dia tahu?"

"Aku yang memberitahunya." Yunna muncul di belakang Direktur Yoo.

Mata Gorae berkilat, dia sangat marah dengan apa yang dilakukan Yunna. Direktur Yoo mengangguk,
"Baiklah, cepat kamu susul ibunya Na Ri. Hati-hati."

Yunna protes, "Maaf direktur Yoo, bukankah sebaiknya Na Ri bersama ibunya?" Matanya mulai berkaca-kaca, dia merasa benar-benar sakit hati.

"Nak, kamu jangan gegabah. Banyak hal yang harus kamu tahu tentang Na Ri. Percayalah pada Gorae." Suara Direktur Yoo tegas tapi penuh kebijaksanaan.

"Aku pamit." Gorae membungkuk hormat dan cepat masuk ke dalam mobilnya. Yunna menyusul dan masuk ke dalam mobil Gorae.

"Aku ikut!"
Gorae tidak menjawab, dia langsung tancap gas menuju desa kelahirannya. Dia sangat khawatir Na Ri akan kembali terluka.

Di perjalanan Gorae diam tidak berkata sepatah katapun pada Yunna. Yunna kesal pada sikap Gorae yang sudah keterlaluan baginya. Dia ingin tahu apa yang akan terjadi nanti saat dia melihat Na Ri.
Aku tidak menyesal! Bagaimanapun, aku harus menjauhkan Na Ri dari Gorae!

Gorae memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia berharap, dia tidak akan terlambat.

"Ternyata Na Ri sangat penting untukmu." Yunna berkata sinis.

"Kamu tidak mengerti Yunna." Jawab Gorae dingin.

"Kamu berharap aku untuk mengerti? Aku rasa kamu sudah sangat berubah Gorae! Kamu seharusnya tahu sikapku tentang ratu drama itu dari awal, sekarang aku benar-benar membencinya!"

Gorae menghela nafas, dia tidak ingin menyakiti Yunna, dia tidak ingin bertengkar dengan Yunna. Tapi membuat Yunna mengerti pun sangat sulit buat Gorae.

"Membenci bukan jadi jawaban untuk ketidak nyamanan perasaanmu.
Begitu juga untuk mengerti bukan tujuan seseorang untuk menuntut dari orang yang tidak peduli."
Gorae menjawab datar, pandangannya lurus tertuju ke depan.

"Kamu sudah melewati batas Gorae, kamu tidak menghargaiku!"
Suara Yunna bergetar, dia sangat sakit hati.

"Batas apa yang aku lewati? Penghargaan seperti apa yang kamu harap dariku?" Balas Gorae masih dengan suara dingin, Yunna merasa dia sedang bersama orang lain saat ini, Gorae berubah dalam waktu sekejap.

"Aku tidak mau kamu menolong ratu drama itu!" Suara Yunna meninggi.

Gorae geleng-geleng kepala,
"Jika bukan dia, apakah ceritanya akan menjadi lain?......Dan tolong, sekali lagi, namanya Jung Na Ri. Semoga kamu tidak lupa."

Yunna mulai menangis, dia kesal sekali. Perasaannya tidak menentu, kemarahan dan kebencian menguasai hatinya.

"Kamu bisa mengerti jika kamu mencoba merasakan apa yang orang lain alami.
Jangan paksakan dirimu untuk mengerti tindakanku. Aku tidak memintanya.
Dan tidak salah jika kamu berjuang untuk apapun yang kamu miliki, tapi aku tidak sanggup mentolerir kebencian. Kita punya pilihan."

Yunna menoleh, "Maksud kamu? Aku harus membiarkan kamu terus menolong gadis itu?"

"Percuma juga aku jelaskan jika kamu sudah punya pemikiran sendiri."

I'll Be There, When It's BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang