Ikhtiar Cinta (Menggapai Ridha-Mu)

Bagian #23

🌸🌸

Fitrahnya seorang wanita bukan sekedar membereskan rumah dan mengurusi anak. Melainkan pula kewajiban dalam berdakwah, yang tertera dalam
Qur'an Surah Ali Imran : 110

🌸🌸

#SelimutLuka

POV. Author

....

Cahaya pagi itu meyeruak dari selah-selah jendela kamarnya, tak jengah menelusuri ruang tidur Naina.

Semalam ia baru saja pulang dari Rumah Sakit, diantar oleh kakaknya.
Karena sudah lima hari Naina tak pulang, menemani Ibunya yang dirawat.

Kring! Kring!
Jam waker berdenting, dengan cekatan tangannya meraih benda kecil di samping tempat tidurnya.

Tak kuasa untuk membuka matanya, ia seakan tahu, waktu masih terlalu pagi untuk bangun.

Tiga puluh menit berlalu ...

Trrtt! Trrtt!
Ponselnya bercahaya dan menimbulkan suara getaran.
Matanya mengerjap, diraihnya ponsel yang tergeletak di sampingnya.

*Ustadzah? Ya Allah, Tumben sepagi ini beliau meneleponku.* gumam hatinya. Dengan perasaan ragu, ia mulai mengusap layar ponselnya.

[Ass - assalamualaikum, Ustadzah?]

[Wa'alaykumussalam, sudah bangun, Nak?]

[Baru saja terbangun, Ustadzah]

Naina sedikit malu dengan jawabannya.

[Hmmm ... Apa kabar? Kamu baik-baik saja, kan? Umi mimpiin kamu. Kapan ke sini? Sepertinya Umi rindu, Nak.]

Suaranya parau, disertai sesunggukan.

[Ustadzah, Kumohon jangan menangis! Itu akan membuat Naina lebih merasa bersalah.]

[Umi kangen, ingin ketemu. Ayo kita mulai ngaji lagi!]

Naina terdiam, bulir bening menetes di pipi mulusnya.

Ia tak menyangka, Ustadzah Meida begitu merindukannya.

[Nak!?]

[Eh! I-iya, Ustadzah]

[Jadi, kapan kau ke sini lagi, Nak?]

[Secepatnya, ya, Ustadzah. Doakan Naina. Semoga Ibu merestui keinginan Naina]

[Aamiin]

[Yasudah, tunaikan salatmu dulu!]

[Iya, Ustadzah. Ustadzah jaga kesehatan, ya? Salam untuk Ustadz Badrul]

[Iya. Kau juga, Oh! Iya, salam untuk keluargamu, Nak]

[Iya, Ustadzah. Assalamualaikum]

[Wa'alaykumussalam warohmatullah]

Tutt! Tutt!
Sambungan telepon terputus.