Bagian #14 (Jodoh pasti bertemu)

66 3 11
                                    


💦 Jangan biarkan berbagai kesulitan membuatmu gelisah,
karena bagaimanapun juga,
hanya di malam yang paling gelaplah
bintang-bintang tampak bersinar
lebih terang 💦

– Ali bin Abi Thalib –

POV. Naina

....

Sepekan sudah, Yura berada di rumah mertuanya.

Sempat video call, ternyata suaminya belum juga membaik.

Bahkan, untuk bicara saja, sudah tak mau.

Sejenak aku terbangun dari tidur cantik ala 'inces'.

Siang itu ...

Aku bergegas untuk menuju kontrakanYura yang sepertinya, sudah mulai berdebu.

Saat hendak memasuki halaman rumahnya.

Terlihat lelaki bertubuh tinggi, mengenakan jubah -- Berdiri di depan gerbang --

"Assalamualaikum." ucapku mendekati.

"Maaf! Mencari siapa, ya?" lanjutku malu-malu.

Aku tak bisa jelas melihat wajahnya. Karena ia menundukkan kepalanya.

"Wa'alaykumussalam. Ana, Fahmi. Ana cari Akhi Rizal." jawabnya.

"Apa Mas ini temannya, Mas Rizal?" tanyaku sigap.

Dia mengangguk.

"Apa sudah menghubungi istrinya? Soalnya, Mas Rizal sedang sakit. Mungkin, Mas-nya bisa menghubungi, Yura." kataku memberi tawaran.

"Sudah. Tapi, ndak ada respon." jawabnya,

Masih menunduk, tak memandangku sekali pun.

"Punten, ya, Mas. Saya masuk dulu. Nanti saya coba hubungi lagi." pintaku, lalu membuka gerbang.

"Ya, sudah. Ana pamit dulu saja, ya, Ukh? Assalamualaikum." Berlalu begitu saja.

"Wa- wa'alaykumsallaam." Jawabku.

Aneh sekali orang itu.

Tidak menatapku.

Tidak juga banyak bertanya.

Biasanya, jika seseorang mencari sesuatu atau membutuhkan sesuatu. Ia akan sibuk bertanya, bukan?

Akh! Sudahlah.

Tanpa ba-bi-bu, langsung saja aku membersihkan kontrakan, Yura.

Kebetulan, hari ini libur kerja.

Sebab, kemarin sudah ku setrika semua pakaiannya.

Lima menit ...

Dua puluh menit ...

Dua puluh lima menit ...

Selesai semua 

Ku kunci lagi pintu dan gerbang.

Melanjutkan rutinitasku di rumah.

Ikhtiar Cinta (Menggapai Ridha-Mu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang