Bagian #24

52 0 0
                                    


💛 Lelaki terindah di mata wanita, bukanlah yang paling tampan raut wajahnya. Melainkan yang paling menawan keimanan dan budi pekertinya 💛
_ Unknow_



POV. Author
#KekuatanHati


....

Cuaca hari ini sangat mendukung perasaan perempuan tangguh itu. Perasaan yang dilanda kekhawatiran akan kesehatan Ibunya.

Genap tujuh hari Ibu Naina dirawat. Namun, belum ada perkembangan yang ditunjukkan oleh Ibunya.

Nampak jelas kecemasan pada raut wajah Naina, ia duduk termenung di teras rumah ditemani gemercik air hujan yang jadi penyempurna momentum kesedihannya.

"Assalamu'alaikum!!" sesosok perempuan melangkah gontai di luar pagar rumahnya

"Alaykumussalam ..." Naina terperanjat

"Nainaa!!" teriaknya

Perempuan itu berlari menghampiri Naina dengan tergopoh. Ia mendaratkan pelukan kepada Naina.

"A- Arin!? Masyaa Allaah, aku rindu sekali, Rin." seru Naina takjub

Matanya nanar, Naina menyuruhnya untuk duduk.

"Ini anakmu? Cantiknya ..." ucap Naina mengelus kepala anaknya

Arin mengangguk.

"Naina ... Apa salahku?" tukasnya

Naina termenung.

"Kenapa kau, Rin? Ceritain dulu apa masalahmu!" jawab Naina kebingungan

Sahabat kecilnya itu menurunkan anaknya dari pangkuan.

"Mas Said!" katanya dengan nada parau

Naina mengerenyitkan dahinya.

"Iya, ada apa dengan suamimu?"

Naina menatap lekat bola matanya, ia tak hanya penasaran dengan kedatangan sahabatnya. Namun, ia juga bingung dengan apa yang keluar dari mulut sahabatnya itu, semuanya terlalu cepat.

"Dia mencintaimu!" selorohnya,
Bahunya terguncang, air matanya mengalir deras.

"Astaghfirullah!! Wallahi, Rin. Aku ndak tau itu!" Naina terbelalak

"Sudahlah, Nay. Kau anggap apa aku? Katamu aku sahabatmu, kan? Mana!? Sahabat macam apa kau? Beraninya menusukku dari belakang." makinya

"Rin, istighfar dulu!" Naina menenangkannya

Naina bergegas mengambilkan minum untuknya.

"Minum dulu, ya!" menyodorkan gelas padanya

Arin menggeleng cepat, Anaknya terus menangis melihat Ibunya menangis. Semakin bingung saja Naina dibuatnya.

"Ayolah, Rin. Minum dulu! Lihat anakmu, terus-terusan menangis, kasihan, kan?" Naina mengiba

Tak lama kemudian, hati sahabatnya itu luluh. Ia menerima pemberian dari Naina, lantas menenangkan anaknya.

"Arin ... Sungguh, Aku ndak tau kalo Said juga mencintaiku." selorohnya

Bola mata Arin membulat sempurna.

"Apa? Juga!?" terka Arin

Naina seketika gugup dan hilang konsentrasi.

"Em-- anu, Rin. Ma--maksudnya ..."

Ikhtiar Cinta (Menggapai Ridha-Mu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang