" dorr..dorr..dorr.."
Suara tembakan terdengar tak henti di sebuah lapangan yg luasnya setengah lapangan sepakbola.
Disana berdiri beberapa orang berseragam tentara dengan tangan mengacungkan pistol hackler and koch usp. Mereka sedang memuntahkan beberapa peluru ke arah papan berbentuk manusia dengan beberapa lingkaran dan titik merah.Seorang wanita yg juga berseragam tentara angkatan darat tengah fokus dengan targetnya. Dia memegang pistol dengan kedua tangannya, mata indahnya berada di balik bingkai kaca pelindung mata. Menatap tajam papan target di depannya, segera dia menembakkan papan itu sebanyak 5x.
" bagus letnan.. seperti biasa..itu sudah menjadi keahlianmu." Ucap seorang pria yg juga berseragam tentara di sebelahnya.
Mereka kemudian melepaskan kacamata pelindung dan memakai topi baret hijau di atas kepala."Berkat bimbingan anda mayor." Wanita itu berucap sambil memberikan hormat tangan.
" tidak.. jangan merendah letnan lisa.. kau memang ahli dalam bidang ini."
Ujar mayor song joong ki memuji bawahannya letnan lisa maurer.
Letnan lisa tersenyum mendengar pujian mayor joongki yang berasal dari korea selatan dan sedang melakukan latihan gabungan dengan tentara thailand.
" terima kasih mayor." Ucap letnan lisa kembali memberikan sikap hormat.
" baiklah.. aku harus pergi." Mayor joongki pamit.Letnan lisa memilih kembali ke barak, tempat dia dan rekan-rekannya beristirahat. masih ada beberapa jam lagi sebelum sesi latihan kembali digelar. Rencananya hari itu akan dilakukan latihan bersama tentara korea selatan yang akan memperlihatkan kemampuan beladiri dari masing-masing kontingen.
" lisa kau sudah dengar kabar yang beredar?." Tanya letda davika begitu melihat letnan lisa memasuki barak.
" kabar apa?" Lisa yg sebenarnya tak acuh dengan pembicaraan letda davika sambil melepaskan sepatunya.
" masa kau tidak tahu?." Letda davika yang sedang membaringkan tubuhnya di atas velbed,tempat tidur khas tentara.
" tidak.. aku tidak tahu." Jawab lisa sambil tetap melepaskan sepatu dan kaos kaki yg membungkus kakinya.
Letda davika membuang nafas cepat, rekan di depannya memang susah diajak bergosip ria. Lisa terlalu dingin untuk berbaur dengan rekan-rekan yg lain.
Lisa segera merebahkan tubuhnya di atas velbed miliknya. Memejamkan mata sejenak untuk mengusir rasa lelah di tubuhnya.
Saat matanya terpejam bayangan akan masa kecilnya kembali melintas.
Bayangan itu selalu muncul manakala lisa sedang tertidur. Pertengkaran ayah dan ibunya, lalu saat lisa kecil berada di pemakaman ayah dan ibunya, dan terakhir yang selalu membuat lisa ketakutan hingga seperti kehilangan nafas adalah saat lisa kecil melihat jasad ibunya tergantung.
Lisa reflek terbangun dengan nafas terengah- engah, didepannya letda davika sedang berbincang dengan rekan tentara lain agak terkejut.
" kau baik-baik saja letnan?." Tanya lettu saraya.
" iya... aku baik-baik saja." Jawab lisa yg sedang mengatur nafas, butiran keringat membasahi keningnya.
Lisa kemudian memakai sepatunya dan memilih keluar dari barak, hanya untuk menjernihkan pikirannya.
Bayangan itu selalu menghantui tidur lisa dan membuat lisa tak bisa lagi merasakan yg namanya tidur nyenyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
revenge and love (End)
Fanfictionlisa manoban tumbuh menjadi gadis tangguh dan penuh dendam, tujuannya hanya satu.. membalas kematian ayah tercintanya. untuk mencapai tujuannya lisa rela berlatih keras di akademi militer thailand dan juga di UCP( unite closes protection) milik bada...