part 18: act of god.

2.6K 226 4
                                    


Rose memandang lekat-lekat sebuah foto kecil berbingkai kayu di tangannya. Di usapkannya ibu jari ke atas foto yang memperlihatkan seorang pria tengah tersenyum bahagia sambil menggendong seorang bayi. Tak terasa air mata membasahi pipinya. Ini adalah air mata yang ke ratusan kalinya jatuh daris sudut matanya.
" dad.. where are you? I miss you so bad."
Di dekapnya foto itu ke dadanya erat, betapa dia begitu merindukan sosok ayahnya yang pergi entah kemana.
Dia sudah berusaha mencari keberadaan ayahnya mulai dari bangkok, phuket, phitsanulok, pattaya, chiangmai lalu ke singapore, bahkan rose sempat singgah ke amsterdam dan london karena mendengar informasi ayahnya melakukan perjalanan ke sana 2 bulan sebelum ayahnya menghilang.
Lelah.. yah, rose lelah dengan semua pencarian yang sudah dia lakukan. Putus asa dan harapan silih berganti singgah dihatinya.
Kini dia sedang berada di seoul untuk mencari keberadaan seseorang yang masih ada ikatan keluarga dengan ayahnya. Rose tidak tahu hubungan apa yang dimiliki oleh ayahnya dan orang ini, karena informannya tidak mengungkap secara jelas. Namun rose sudah mengetahui secara pasti kalau orang ini adalah seorang wanita dan belum setahun pindah ke seoul.
" tuhan.. tolong! Berikan aku kuasamu. Bantu aku untuk menemukan ayahku dan wanita yang sedang aku cari. Aamiin."
Rose tengah berdoa sambil memejamkan matanya, berharap tuhan akan memberikannya mukjizat atas pencariannya. Dia tidak ingin membuat ibunya terus menerus bersedih. Selalu menanyakan keberadaan ayahnya setiap hari.
Ibunya kini tinggal di melbourne, membuka toko bunga karena hanya itulah yang bisa dia lakukan. Menjalani kesibukan di tengah kesedihan setelah kepergian ayahnya.

" hallo sayang.. bagaimana keadaanmu?."
" aku baik mom."
" kau sudah makan sayang?."
"Ya mom. Aku sudah makan 2 jam yang lalu."
"Baguslah. Jangan sampai kau telat makan yah. Jaga kesehatanmu."
" ya mom.. aku mengerti."
" kalau kau sudah mendapatkan informasi soal ayahmu.. beritahu ibu yah sayang."
Rose terdiam, inilah permintaan ibunya setiap dia meneleponnya, setiap malamnya.
Dan inilah yang selalu memantik semangat rose dalam mencari ayahnya. Dia harus menemukan ayahnya bagaimanapun caranya.

-------------------------●●●●●●●--------------------

Lisa dan jisoo tengah berkendara di jalanan padat kota seoul. Pagi yang dingin itu tidak menyurutkan penduduk kota seoul untuk melakukan aktivitasnya. Mereka sudah terbiasa dengan dinginnya hawa yang dibawa oleh pergantian musim. Sekarang musim hujan berganti menjadi musim dingin.
Lisa memeluk erat tubuhnya, dia tak terbiasa berada dalam suhu 10° celcius.
Jisoo sedang fokus menyetir, dia menjalankan kendaraanya dengan santai ke markas militer korea selatan. Mereka ada pertemuan dengan salah satu letnan thailand yakni mayor ji chang wook dan sepertinya letnan james jirayu yang akan memfasilitasi pertemuan mereka.
Tapi lisa dan jisoo sepakat untuk tidak membicarakan hal-hal yang akan membuat kedua pria itu curiga.

Mobil yang mereka naiki telah tiba di depan pos jaga markas militer, jisoo segera menurunkan kaca mobilnya saat seorang petugas jaga berpakaian tentara datang menghampiri.
" selamat pagi. Saya kim jisoo dari unit investigasi NIS dan ini letnan lisa maurer dari angkatan militer thailand. Kami kemari ingin menemui letnan james jirayu dan mayor ji chang wook." Jisoo memberitahu petugas itu maksud kedatangannya sambil memperlihatkan kartu identitas NIS nya.
Petugas itu langsung menunduk dan meminta jisoo menunggu beberapa menit untuk bertanya ke markas.

Lisa dan jisoo tidak membuka percakapan selama menunggu ijin masuk ke markas. Sebenarnya selama perjalanan mereka pun tidak membuka mulutnya, entah karena sibuk dengan pemikiran masing-masing atau karena udara dingin yang menyelimuti sekelilingnya hingga membuat mereka sedikit tegang dengan pertemuan mereka nanti.
Petugas penjaga itu menghampiri da  mempersilahkan jisoo membawa mobilnya ke area markas militer.

Mobil mereka berjalan sedikit pelan, dan lisa bisa melihat letnan james jirayu dan mayor ji chang wook tengah berdiri menyambut kedatangan mereka sambil berbincang satu sama lain.
Jisoo menepikan mobilnya di tempat parkir yang letaknya persis di depan gedung markas.
Mereka berdua segera turun dan berjalan menuju kedua pria yang sedang menyunggingkan senyum.

revenge and love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang