BAB 8 [Sebuah Trip Romantis]

29.5K 2.2K 281
                                    

Yeay, ternyata ada yang bener

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeay, ternyata ada yang bener

Selamat ya, sesuai permintaan, hadiahnya liburan bareng Mas Ewan,

Tapi bayar sendiri wkwkwk

Jangan lupa boom vote dan terutama komen! Ramaikan yaa, biar cepet update!

Pagi-pagi sekali keadaan joglo rumah Kahfi sudah ricuh oleh teriakan Henita. Pasalnya hari ini Kahfi dan Yumna akan berangkat untuk trip romantis mereka. Dan sebagai bunda, Henita tentu tidak tinggal diam. Sudah mengomando semaunya sendiri. Lagi-lagi membuat Kahfi dilanda bad mood dadakan karena sikap sok tahu bundanya itu. Apalagi Henita yang bersikap seolah mereka akan pergi jauh ke luar negeri, padahal mereka hanya pergi sedikit ke ujung- yang hanya butuh waktu beberapa jam saja.

"Mas, ini mau bawa bekel nggak?"

Kahfi menarik resletingnya malas. "Buat apa, Bun? Nanti kan di sana banyak makanan juga."

"Hih, ya nggak apa-apa, dong." Henita menjejalkan kotak bekal di tangannya ke dalam ransel Kahfi. "Buat makan-makan di kapal kan bisa."

Kahfi menghembuskan nafas panjang. "Ya Allah, Bun, Fi cuma mau ke Pulau Seribu, kok. Bukan ke China atau Korea. Kok berlebihan banget barang bawaannya?" dengusnya.

"Itu tandanya Bunda peduli sama lo, bambwang. Gimana, sih?" Abby menyindir.

"Ya tapi, kan, nggak usah berlebihan juga. Orang cuma di sini, kok. Mau nyusul juga bisa."

"Jangan mau, Bun! Nanti jadi obat nyamuk!" Danny menyindir.

Kahfi berkilah kesal. "Ya Allah. Apaan, sih?"

Hendra berdeham-deham. "Udah sana berangkat. Banyak omong aja kerjanya. Bukannya bilang makasih malah ngomel-ngomel sama orang tua."

Kahfi langsung menunduk. Kalau sudah urusan dengan ayahnya, lebih baik dia menurut saja. Takut mendapat amukan lagi, akhirnya dia segera menutup ranselnya dan memindahkan ke teras. Yumna segera menyusul dari kamar. Senyumnya merekah lebar saat keluar dari sana.

"Ih, Mas, kok bajunya sama?" pekik Yumna saat melihat Kahfi hanya memakai kaos santai putih polos dipadukan jeans gelap.

Kahfi mengernyit curiga. "Kok bisa? Tadi kan Mas mandi dulu."

Yumna langsung mencibir. "Ish, nggak romantis banget jawabnya! Bilang aja, sih. Eh iya kok sama? Oh, jadi kita sehati, Dek? Gitu," bibirnya manyun. "Bisa nggak, sih, romantis dikit?"

Danny semakin mencibir. "Ya gitu, Yum, resiko kalau punya suami macem patung. Berasa napas sendiri. Sabar, ya."

Henita hanya tertawa-tawa. "Udah, udah, sana berangkat! Udah mau jam setengah enam pagi lho ini. Nanti kan ke dermaga dulu. Jangan sampai ketinggalan kapal."

"Ya udah, Yumna berangkat ya," Yumna bergantian menyalimi Henita dan Hendra. Kahfi menyusul setelahnya.

"Mas jangan ngebut lho, ya."

Kahfi dan Yumna 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang