BAB 29 [Masih Ada Kita?]

24K 2.3K 643
                                    

      

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.      
.
.
.
.
.

Suasana klinik di dalam industri teh itu ramai oleh masa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana klinik di dalam industri teh itu ramai oleh masa. Suara teriakan Lucky bergema memenuhi ruangan. Yumna yang masih meringis kesakitan digendongnya erat. Sementara di belakangnya Bika, Rusdy, dan Danang berlarian mengikuti dengan panik. Beberapa anak yang tak mau ketinggalan juga berlarian menggerombol di belakang.

"Dokter! Dokter!"

"Ya ampun, Ky! Sabar, dong! Sabar!" peringat Rusdy lagi.

"Iya, tapi mana dokternya yang jaga, Pak?! Bapak juga tahu sendiri, kan, dari tadi kondisi Yummy itu nggak baik? Kenapa, sih, Bapak biarin mahasiswi Bapak yang lagi sakit ikutan jalan?" Lucky semakin maju ke dalam. "Mana, sih, dokter?! Woi, nggak becus banget ini pabrik segede ini! Punya klinik tapi nggak ada yang jaga!" Lucky menggigit-gigit bibirnya cemas. Matanya menatap Yumna yang masih menahan sakit. "Tahan, ya, Yummy! Tahan! Kita tunggu dokter jaganya!"

Bika melotot ke arah Lucky. "Ky, nggak usah teriak bisa, nggak?! Kasihan Yummy!"

Lucky mendengkus frustrasi. "Ya ampun, sori, Bik! Ya, gue harus gimana, dong? Gue panik!"

Sementara tangan Yumna masih menggapai-gapai lengan Bika. "Bika... perut gue... rasanya... mules."

"Iya, tahan, Yummy! Haduh, gimana, dong!"

Danang berlari masuk kembali. Di belakangnya mengikuti salah seorang penjaga klinik perempuan berjas putih. "Lucky, ini Ibu Dokter penjaganya."

"Maaf, Mas. Tadi kebetulan saya sedang sholat dzuhur di mushola. Mari, Mas, silahkan dibawa masuk dulu Mbaknya. Kalau boleh tahu, ada keluhan apa di perutnya, Mbak?"

Yumna hanya meringis ketika berpindah ke atas kasur. "Itu... sebenernya saya..."

Lucky memotong kesal. "Ya, tugasnya Bu Dokter tuh meriksa! Malah nanya lagi!"

"Uky!" Bika menggeram lagi. Rasanya ingin menyumpahi Lucky dan segala emosinya. "Kita tunggu luar!"

Rusdy mengiyakan. "Benar. Tolong yang lain, yang tidak berkepentingan, juga keluar dari klinik ini."

Kahfi dan Yumna 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang