BAB 13 [Menuju KRS]

24.1K 2.3K 229
                                    

warning: part pendek!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

warning: part pendek!

Jangan lupa vote dan spam komennn!

Kahfi pulang dengan rupa kusut. Jam sudah menunjukkan pukul lima lebih ketika motornya memasuki pelataran joglo. Hebatnya, Yumna sudah di sana. Duduk-duduk di tepi kolam sambil bermain dengan Zildan. Tampak sengaja menunggunya. Begitu melihat dia, senyum Yumna terbit. Buru-buru berlari menghampirinya.

"Mas, akhirnya pulang! Yeay... Yumna nungguin dari tadi!" rajuknya manja. Sambil kemudian menarik tas punggung Kahfi dengan paksa. "Sini Yumna bawain, ya?"

Kahfi hanya tersenyum disela lelahnya. "Kok nggak masuk? Udah mau maghrib malah duduk-duduk di luar kayak gitu, Dek."

"Yumna sengaja nungguin Mas Fi." Senyuman malu Yumna terbit lagi. "Ini, kan, perdana Mas Fi kerja lagi habis cuti kemarin. Jadi, Yumna mau ikut perdana juga nungguin Mas pulang ke rumah. Biar spesial, hehe."

Kahfi hanya memaksakan tawa. Sadar sekarang Yumna sudah mengangkuti tas selempang laptop beserta tas punggungnya. "Apaan, sih? Kok jadi berlebihan gini. Udah, Mas bawa sendiri itu berat."

"Apa, sih? Mas mending mandi sana. Capek, kan?"

Kahfi geleng-geleng kepala melihat Yumna yang masih kekeh berjalan di depannya. Diam-diam dia tersenyum mengikuti. Sampai akhirnya Yumna malah oleng dan Kahfi segera menahannya.

"Tuh, kan, itu berat. Isinya dokumen seabrek Mas Miko sama laptop. Mau apa, sih? Biar gimana bawain segala? Biar jadi pahlawan?" kekeh Kahfi dengan nada bercanda. Akhirnya merebut tas-tasnya kembali dan menjinjingnya satu kali tangan. "Udah, sana masuk."

Yumna tersenyum manyun. Malu yang jelas. Hanya tawa yang ditunjukkannya. "Ya udah, Mas mau apa? Minum? Hehe... Yumna bikinin kopi, ya? Atau mau mandi dulu? Yumna siapin air panas gimana?"

Kahfi menahan tawanya geli. Gemas dicubitnya pipi Yumna. "Biar apa, sih, kayak gitu? Sok banget kamu."

"Mas Fi, Yumna serius!"

Tak ada tanggapan dari Kahfi, hanya tawa yang dikirimkannya pada Yumna. Lalu dia melenggang masuk kamar masih terus mencubiti pipi Yumna. Membuat Yumna mencak-mencak sendiri mengikutinya. Keduanya beriringan masuk. Henita dan Rania hanya bisa geleng-geleng kepala melihat. Dasar pasangan baru, dunia milik berdua. Masuk main nyelonong saja. Bukannya salam atau permisi, malah tertawa-tawa sendiri berdua. Ini yang lain kasat mata apa bagaimana.

"Ehem, Mas Fi."

Kahfi menghentikan tawa. Tangannya yang semula masih mencubiti Yumna langsung stop. "Eh, iya, Bun?"

Henita berdeham-deham lagi. "Ehem, itu tadi salam belum, ya? Kok Bunda nggak denger, ya?"

Kahfi menepuk jidat malu. "Ya Allah. Maaf, Bun. Lupa. Iya, ini salam kok. Bentar." Segera dia berbalik keluar lalu berseru lagi. "Assalamualaikum."

Kahfi dan Yumna 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang