BAB 32 [Selalu Salah]

24.2K 2.3K 502
                                    

Masih kangen Kahfi nggak, nih?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih kangen Kahfi nggak, nih?

Masih mau baca lanjutannya?

Hayuk, jangan ada sider di antara kita, okey?

Hehehe, yg tanya2 kapan up

Udah up lagi, nih. Muncul dong :(

Rame, yaa? Okee? Tekan vote dulu sebelum baca, dong

Jangan lupa kasih semangat, yg nulis lagi galau berat :")

Happy satnite teman2

Warning: part pendek!
.

.

.

.

.

Suara gesekan kertas beradu dalam ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara gesekan kertas beradu dalam ruangan. Yumna menutup majalah yang sudah dibukanya secara berulang-ulang selama satu jam terakhir. Merasa bosan diliriknya Kahfi, Zian, dan Dewo yang sejak tadi sibuk dengan laptop masing-masing. Saling berlomba adu ketik laporan. Kebetulan mereka sedang berada di perpustakaan mengerjakan tugas kelompok. Oh, tentu bukan tugasnya. Maksud Yumna, Kahfi yang sedang mengerjakan tugas kelompok. Dia hanya kebagian tugas menunggu saja. Tapi ternyata lama dan membosankan.

"Mas, kapan selesei?"

Kahfi melirik Yumna sekilas. "Belum, masih dikit lagi."

"Dari tadi bilang dikit. Tapi nggak selesei-selesei," Yumna mengalihkan wajahnya pada Dewo yang menekan-nekan keyboard dengan beringas. "Wo, belum beres?"

Dewo menjawab tanpa mengalihkan tatapan dari laptop. "Belum lah, cyn. Baru juga bab satu. Sabar dong."

Yumna mencebikkan bibir kesal. "Lama banget dari tadi bab satu."

Kahfi menghentikan kegiatannya mengetik. Pandangannya tertuju ke muka, lalu ke perut Yumna. Trimester pertama hampir berakhir. Perut Yumna sudah menunjukkan tanda-tanda perubahan yang lumayan. Belakangan jadi bertambah empuk.

Kahfi dan Yumna 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang