BAB 17 [Datang Lagi!]

25.9K 2K 321
                                    

Yang masih setia menunggu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang masih setia menunggu?

Kahfi menatap pantulan dirinya di depan cermin. Kaos dan celana training milik Miko yang dipakainya sedikit kekecilan pada tubuhnya yang tinggi menjulang. Entah baju Miko pada usia berapa yang dipakainya ini, ck. Meski begitu, Kahfi hanya bisa menghela nafas pasrah. Masih dengan rambut setengah basah dan handuk tersampir di pundak, akhirnya Kahfi melangkah keluar.

Matanya menemukan Yumna sibuk berdandan di depan kaca. Meja rias berwarna pink di depannya dipenuhi lampu kerlap-kerlip berwarna terang. Sebentar-sebentar menyala, lalu padam lagi. Sementara di dalamnya tersusun rapi beraneka macam produk kecantikan. Baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Kahfi mendekat menyentuh salah satu botol kosmetik bertuliskan hangul Korea.

Apa ini?

"Itu namanya gel aloe vera."

Kahfi hanya manggut-manggut. Lalu kembali meletakkan botol itu ke tempat semula. "Harganya berapa? Mahal nggak?"

Yumna hanya melirik Kahfi gemas. "Kenapa, Mas?"

"Nggak apa-apa, tanya aja. Kalau kosmetiknya abis, bilang. Biar Mas beliin nanti, ya?"

Yumna tak menjawab. Malah tersenyum sambil bangkit dari posisi duduknya. Kemudian menyeret Kahfi berpindah ke atas ranjangnya. Lalu mengambil alih handuk yang tersampir di pundak Kahfi dan membantu mengeringkan rambutnya. Kahfi hanya manut-manut saja saat Yumna meraih hair drier dari kotak riasnya. Barulah dia sedikit berontak ketika Yumna membawa alat itu mendekat.

"Eh, eh, mau diapain?" Kahfi menutupi rambutnya panik.

Yumna hanya tertawa. "Rambut kamu nggak bakal Yumna botakin, kok. Udah diem aja."

"Nggak ah, nggak mau. Panas kalau pakai itu."

Yumna hanya menatap Kahfi datar. "Ini nggak bikin panas. Cuma buat keringin rambut doang. Biar nggak basah. Soalnya rambut kamu basah."

"Ini bisa kering sendiri."

"Lama," Yumna tak peduli dan malah sibuk menyisiri rambut Kahfi dengan jari tangannya. Sesekali mengarahkan hair drier yang sudah menyala. "Enak, kan?" tanyanya sambil terus mengacak rambut Kahfi.

Kahfi hanya menghembuskan nafas pasrah. "Udah, udah."

"Belum, bentar." Yumna meraih beberapa jepit dan memasangkannya ke rambut Kahfi. Lalu menyisirinya pelan-pelan. "Yumna rapihin dulu."

"Ya Allah, nggak usah pake kayak gini! Apaan, sih?" Kahfi mendengus. Berusaha melepaskan jepitan aneh yang membuatnya kepalanya terasa risih. "Lepasin!"

"Ih, bentar. Yumna mau rapihin rambut kamu. Jangan gerak bisa nggak, sih? Awas kamu! Kalau Yumna bilang diem ya diem! Yumna mau bersihin wajah kamu dulu!"

Kahfi meringis merasakan mukanya yang kini diolesi cairan cream aneh. Belum lagi ditambah taburan bedak bayi beraroma vanilla yang dipoleskan Yumna ke seluruh mukanya. Menimbulkan wangi-wangi khas bayi yang membuatnya geli dan ingin segera menghapusnya.

Kahfi dan Yumna 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang