BAB 63 [Potret Kebahagiaan dan Kebersamaan]

22.2K 2.7K 1.1K
                                    

Ayo absen lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayo absen lagi

Buat yang mau aku post sampe akhir wajib spam komen ya hehe

Atau sampe sini aja, nih? wkwk

Udah puas dong, ya?

Btw thanks buat kalian semua yang udah ikutin cerita ini dengan super sabar

Maafkan aku yang lelet ini

sayang kalian semua! Happy reading!

Hari ini rasanya melelahkan, tapi juga menyenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini rasanya melelahkan, tapi juga menyenangkan. Berdesak-desakkan di dalam ruang auditorium yang luas bersama ribuan mahasiswa lainnya. Duduk mendengarkan sambutan dengan khidmat. Lalu menunggu ratusan antrian hingga namanya dipanggil dalam sebuah barisan. Sampai akhirnya melangkah menyusuri panggung podium, menerima ijazahnya, lalu bersalaman sekaligus berfoto dengan Dekan dan Rektor.

Sebelumnya Kahfi tidak pernah merasa sebangga ini pada dirinya sendiri— yang selalu merasa kurang percaya diri karena tidak memiliki kelebihan apa-apa dibanding temannya yang lain. Kahfi yang tidak pandai bergaul, yang kutu buku, yang lebih suka bersembunyi di perpustakaan, yang malas mengikuti segala aktifitas seru di kampus, yang namanya sering tidak diingat oleh anak kampus, dan yang dibicarakan hanya karena sebatas ketampanan dan kecerdasannya saja. Sekarang, untuk sejenak, Kahfi ingin melupakan itu. Segala sisi negatif yang dulu sempat dirasakannya, rasanya hilang sudah. Terbayar dengan banyak hal berharga yang dia dapatkan selama ini.

Berbagai cerita yang membuatnya belajar dan tumbuh menjadi dewasa seperti sekarang. Kampus ini telah mengajarkannya banyak hal. Membuatnya bertemu dengan banyak orang hebat. Terutama Yumna, si cewek manja yang kini menjadi istrinya itu, yang mengajarinya bagaimana melihat dunia dengan cara yang berbeda. Dunia yang jauh lebih indah dari dunianya dulu.

Lalu para dosen yang memberinya segudang ilmu— terutama Pak Rusdy dengan kelas gabungan merangkap biro jodohnya yang ricuh, yang membuatnya terjebak dalam satu kelompok manis bersama Yumna. Kahfi tidak akan pernah melupakan momen indah itu.

Juga sahabat-sahabatnya yang hebat. Dewo yang meskipun sudah kaya raya tapi sangat rajin mencari uang, Kenno yang pelit dan seenaknya tapi selalu menjadi penolongnya, si kembar yang usil— Zian si tukang makan tapi sangat perhatian dan Uzan yang selalu membuat semua orang tertawa dengan tingkah konyolnya, juga Hanif yang paling sabar menghadapi mereka. Ah, jangan lupakan Lucky yang meskipun tampilannya sombong tapi sebenarnya baik hati dan tulus.

Kahfi dan Yumna 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang