Dia sudah menjalani eksekusinya tadi pagi. Kemungkinan jenazahnya akan diantar besok. Jangan pulang ke rumah orangtuamu.
Membaca pesan singkat dari pengacaranya, Arunika berhenti berjalan. Kakinya lemas.
Setelah melalui hukuman pidana, mungkin saat ini roh kakaknya ketakutan hendak menghadap Tuhan.
Seharusnya ia merasa puas. Keadilan berpihak padanya.
Atau memang sepantasnya ia terluka?
Sebuah bunga tanpa mahkota yang utuh, tetap tak bisa lagi dilihat sebagai bunga yang sempurna.
Dadanya seperti terhimpit.
Tanggal 11 bulan 11. Tanggal cantik. Usianya bertambah. Kakak kandungnya kini terbaring di kamar jenazah.
Lelaki brengsek itu pantas mati setelah menghancurkan adiknya.
Tetapi mengapa Arunika tidak merasakan senang seperti seharusnya?
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATH (RAWS Festival)
Short StorySiapapun kamu, apapun yang tengah kamu hadapi, aku ingin kamu membaca kisah-kisah ini. Kisah mereka yang bernasib sama denganmu, yang malangnya tak sebanding denganmu, atau yang tak ditakdirkan seberuntung kamu. Ini hanyalah potongan-potongan fase k...