Aku pernah belajar.
Memaafkan kakakku dan kejamnya takdir karena telah menghancurkan duniaku.
Aku pernah melawan.
Semua ketakutan yang seakan mengepung dari setiap sisi tempatku berdiri.
Aku pernah bertahan.
Dari kalimat-kalimat menyakitkan yang dilontarkan mulut-mulut tak berperikemanusiaan.
Aku masih berusaha.
Untuk tak lari dan terus berjalan menghadapi yang terjadi.
Aku tak pernah ingin kalah oleh ujian yang bertubi-tubi menghampiri. Tuhan bersamaku, kata Ibu. Aku mempercayainya. Hari baik akan tiba saat tepat waktunya.
Maka untuk sekali ini saja, Tuhan. Aku ingin merasa pantas untuk memperjuangkan pun diperjuangkan.
Sebab, meski takut kembali dikecewakan, lebih besar takutku jika dia yang kukecewakan.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATH (RAWS Festival)
Short StorySiapapun kamu, apapun yang tengah kamu hadapi, aku ingin kamu membaca kisah-kisah ini. Kisah mereka yang bernasib sama denganmu, yang malangnya tak sebanding denganmu, atau yang tak ditakdirkan seberuntung kamu. Ini hanyalah potongan-potongan fase k...