"Mungkin buat sekarang, emang lebih baik gini. Aku. Kamu. Bukan kita." Rinjani berkata.
Duh! Perih sekali rasanya.
Dilihatnya Akhza hanya berkedip, menelan ludah, membuka mulut kemudian menutupnya kembali.
Jika dibandingkan harus mengorbankan kebebasan, maka ia lebih rela mengorbankan perasaannya.
Tak apa. Selama ini, gunung telah mengajarkannya untuk terbiasa mencintai, mengagumi, ataupun menjaga tanpa harus memiliki. Ia juga terbiasa mandiri, meskipun tiba-tiba sendiri itu agak sulit dihadapi.
Tetapi mau bagaimanapun, inilah jalan terbaik. Terbebas dari ego dan tuntutan. Tak saling menjajah, tak perlu terpaksa mengalah.
Lagipula jika saat ini tidak bersama, mungkin saja esok melangkah di arah yang sama.
Semoga.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATH (RAWS Festival)
Short StorySiapapun kamu, apapun yang tengah kamu hadapi, aku ingin kamu membaca kisah-kisah ini. Kisah mereka yang bernasib sama denganmu, yang malangnya tak sebanding denganmu, atau yang tak ditakdirkan seberuntung kamu. Ini hanyalah potongan-potongan fase k...