18. Terlambat

88 28 5
                                    

Bau rumah sakit langsung menusuk hidung Akhza yang berlari masuk selepas turun dari motor.

Begitu sampai di ruangan, dilihatnya Rinjani tengah duduk menghadap ke luar. Menatap gedung-gedung kokoh yang berdiri angkuh melalui jendela.

Akhza berjalan mendekat. Pandangannya bergerak dari kaki yang diperban, menuju lecet dan memar di tangan serta wajah Rinjani.

"Maaf aku baru tauㅡ"

"Kirain udah gak mau tau."

"Maaf."

Acara menghindar Akhza memang terlalu bocah. Ia sudah egois.

Sekarang, jarak terlanjur membentang.

Rinjani terluka dan tak bisa mendaki untuk waktu lama.

Akhza kecewa. Ia harap waktu bisa terulang dan mereka kembali bersama.

Tetapi, kata maaf memangnya berguna?

•••

BREATH (RAWS Festival)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang