Awan bersungguh-sungguh atau tidak pun aku tak tahu. Dia terlalu abu-abu.
Pernah aku berdiri di halaman rumah dengan pintu terbuka. Berharap dia mau bertamu sebentar saja.
Naas. Dia bertamu dengan kekasihnya.
Kini dia berdiri dengan luka. Sayapnya patah. Jalannya tak tentu arah. Tiba-tiba saja berada di pelataran sebuah rumah.
Milikku.
Dia mengetuk beberapa kali.
Pintu terlanjur tertutup.
Kuncinya hilang. Entah sejak kapan.
Jarak kami dekat, namun bersekat. Sebab dia datang terlambat.
Tahukah dia aku kembali terjebak? Di dalam sini gelap.
Kulihat lagi wajah teduhnya. Samar dan memudar.
Kuketuk jendela dari dalam. Semoga dia paham.
Tolong, bukakan pintunya.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATH (RAWS Festival)
Short StorySiapapun kamu, apapun yang tengah kamu hadapi, aku ingin kamu membaca kisah-kisah ini. Kisah mereka yang bernasib sama denganmu, yang malangnya tak sebanding denganmu, atau yang tak ditakdirkan seberuntung kamu. Ini hanyalah potongan-potongan fase k...