19. Pilu Membiru

92 31 10
                                    

Awan bersungguh-sungguh atau tidak pun aku tak tahu. Dia terlalu abu-abu.

Pernah aku berdiri di halaman rumah dengan pintu terbuka. Berharap dia mau bertamu sebentar saja.

Naas. Dia bertamu dengan kekasihnya.

Kini dia berdiri dengan luka. Sayapnya patah. Jalannya tak tentu arah. Tiba-tiba saja berada di pelataran sebuah rumah.

Milikku.

Dia mengetuk beberapa kali.

Pintu terlanjur tertutup.

Kuncinya hilang. Entah sejak kapan.

Jarak kami dekat, namun bersekat. Sebab dia datang terlambat.

Tahukah dia aku kembali terjebak? Di dalam sini gelap.

Kulihat lagi wajah teduhnya. Samar dan memudar.

Kuketuk jendela dari dalam. Semoga dia paham.

Tolong, bukakan pintunya.

•••

BREATH (RAWS Festival)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang