"Dasar anak mama!"
"Ya, iyalah! Masa anak ayam! Sirik aja kamu kucing hutan! Haha- Aw! Maaaa!"
Elusan mama berhenti setelah memukul lenganku pelan. Aku menengok ke pintu kamar di mana Rinjani tadi menyembulkan kepala. Anak itu selalu sibuk bahkan di hari Minggu. Padahal kerjaannya cuma kuda-kuda alias kuliah ndaki-kuliah ndaki.
"Gak ikut Ririn?"
"Nemenin mama aja."
"Mama nemenin kamu tidur maksudnya?"
"Hehe. Yaudah mama tidur juga sini."
Kuangkat kepala dari pangkuan mama dan beralih ke bantal. Membiarkan mama berbaring di sebelahku.
Pillowtalk bagiku adalah rutinitas. Beda dengan Rinjani, dia bahkan bisa curhat sambil push up! Saking tidak sukanya rebahan.
"Gimana kerjaan?"
"Baik."
"Jangan terlalu mikirin Kirana. Dia-"
"Udah enggak, kok." Sengaja aku menyela. Telingaku bereaksi aneh kalau dengar namanya.
"Yang kamu bawain martabak kemarin malam, gak mau dikenalin ke mama?"
"Belum yakin. Yang ini lumayan rumit."
"Rumitnya gimana?"
"Agak tertutup. Kayak dia punya masalah yang gak mau dia bagi."
Mama menatapku lama. Gawat. Pertanda seorang ibu tengah menggali kejujuran anaknya.
Saatnya memejamkan mata!
"Sepertinya bukan dia yang rumit. Tapi kamu yang belum sepenuhnya membuka diri buat dia."
Seberapa jauh aku sembunyi, mama ini selalu tahu apa yang kusangkal mati-matian.
"Memangnya kalau aku berjuang lebih, Aru mau terbuka?"
"Tergantung kamu bisa dipercaya atau enggak. Kalau dia nyari yang serius, tentu kamu juga harus serius meyakinkan dia. Jangan setengah-setengah. Perempuan itu gampang insecure kalau berurusan sama masa lalu. Bisa aja dia pikir kamu masih stuck sama masa lalu dan ngira kamu cuma jadiin dia pengalihan.
Selesaikan yang memang harus diakhiri. Perempuan yang nanti kamu perjuangkan, berhak mendapatkan kamu seutuhnya. Bukan yang setengah di dia, setengahnya di mantan. Ngerti, maksud mama?"
Aku mengangguk.
"Tapi jangan bandingkan juga dia sama mama. Bisa aja, Aru-nya Awan lebih hebat dari mama."
Aru-nya Awan, katanya.
Duh! Kok jadi deg-degan, ya.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATH (RAWS Festival)
Short StorySiapapun kamu, apapun yang tengah kamu hadapi, aku ingin kamu membaca kisah-kisah ini. Kisah mereka yang bernasib sama denganmu, yang malangnya tak sebanding denganmu, atau yang tak ditakdirkan seberuntung kamu. Ini hanyalah potongan-potongan fase k...