Rania menatap jam yang berada ditangannya, ia mulai lelah, bingung mau ngapain, padahal guru didepan sana lagi ngejelasin.
Tapi ya mau gimana? Lagi galau gini? Butuhnya hiburan, tapi masih anak SMA, jadi urusannya sama pelajaran.
Walaupun enggak masuk ke otak.
Triiiiing!
Suara bel pulang sekolah, membuat satu kelas bersyukur, sampai ada yang sujud-sujud, tapi boong.
Rania membereskan semua buku tulisnya, dimasukan ke tas, dan buku cetak ia masukan kekolong meja. Berat cuy.
Setelah berbaca doa dan memberisalam, mereka bergegas keluar kelas tanpa mementingkan jadwal piket yang berada didekat meja guru.
Begitupun dengan Rania dan Sekar, mereka langsung keluar kelas, menuju arah parkiran karena Sekar membawa mobil, dan tentu saja Rania nebeng.
Diparkiran pemandangan yang memuakan terlihat kembali.
Raja dan Lisa.
Mereka sedang berjalan berdua menuju motor Raja, yang dulunya Hanya Rania yang bisa nebeng disana.
Rania menghela nafas 'Ayok move on!' Ucapnya dalam hati.
"Ran?" Panggil Sekar, Rania menoleh "Lo oke?" Tanya Sekar.
Rania mengangkat bahunya "Oke kok" walau dalam hatinya remuk.
"Rania!" Ada yang memanggil Rania, membuat Rania dan Sekar menoleh, dan terlihat cowok yang ngos-ngosan sehabis lari.
"Napa lu Gas?" Tanya Sekar, oh laki-laki itu bernama Bagaskara, ketua Osis tahunan mereka, ganteng sih tapi masih gantengan Raja.
'Stop Rania! Udah!' Ucap bidadari dihati Rania.
"Gue ada perlu sama Rania" jawab Bagas, Rania menaikan alisnya heran.
"Perlu apa?" Tanya Rania.
Bagas menatap Rania "Lo kan panitia buat Cup minggu depan?" tanya Bagas, Rania mengangguk "Boleh anterin gue ga? Nyari bahan-bahan buat dekor biar asik" tanya Bagas.
"Harus gue? Kan banyak panitia yang lain" ucap Rania, ingin menolak males banget disuruh muter-muter.
"Katanya lo jago kalo soal dekor-dekor, jadi gue percaya sama lo" jawab Bagas masuk akal.
"Oh oke deh" jawab Rania pasrah "Kapan jalannya?" tanya Rania.
Bagas terlihat berfikir "Nanti gue kabarin lagi deh, lo masuk grup kan? Rania mengangguk "Nanti gue line" Ucap Bagas.
Rania mengangguk "Ok" jawabnya, setelah itu berpamitan, karena keburu sore, ingin cepat-cepat pulang.
^°^
Tanpa mereka sadari, disatu sisi Raja sedang memandang mereka dengan hati panas.
Sial! Kenapa jadi gini ! Kesalnya dalam hati.
Raja menoleh menatap tangannya yang dipegang Lisa, ia menghela nafas.
"Ayuk pulang" ajak Lisa.
Raja hanya mengangguk, memberi satu helm yang biasa dipake oleh Rania, dan diraih oleh Lisa.
Mereka beda batin Raja sekali lagi.
Raja menyalahkan motornya, dan Lisa menaiki motornya.
Mereka pergi melewati gerbang, dan Rania yang selalu menatap mereka.
Dan helmnya.
^•^
Udah yaaa...
Segini dulu, karena aku juga bikin Gardila 2, takut stuck hehehe...
Jan lupa votement!!!
Salam baik
Dila bae
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan
Teen FictionDahulukan follow sebelum baca:) * ° "Putus yuk?" Rania menatap cowok yang sialnya tampan itu , seakan ucapannya itu tidak menyakiti hatinya. "Lo ngajakin putus, atau ngajakin main petak umpet?" balas Rania, dengan dahi mengernyit bingung sekaligus...