Rania menatap kosong papan tulis didepannya, penjelasan guru pun tidak ada yang masuk ketelinga, semuanya terasa kosong.
Sial.
Semua ini karena bajingan bernama Raja Mahesa, Coba saja ia tidak termakan omongan manis cowok itu, ia tidak akan uring-uringan seperti ini.
Bajingan yang sialnya tampan itu, telah merebut hatinya selama 4 Tahun, dan sekarang seakan-akan 4 tahun itu tidak ada artinya.
Sial. Sial. Sial.
Lamunannya buyar ketika ia merasakan senggolan dilengannya, Rania menengok kearah Sekar dengan wajah bertanya.
Sekar sedang merapihkan bukunya dan ia masukan kedalam tas "Udah mau pulang. Lo enggak mau pulang?" tanya Sekar.
Rania langsung menatap sekeliling kelas, dan terlihat teman-temannya juga sedang membereskan barang-barangnya. Dan akhirnya Rania juga ikut membereskan punya dirinya sendiri.
"Lo kenapa sih Ran?" tanya Sekar.
Rania menghela nafas "Raja. Bajingan" jawabnya.
"Ha?" Sekar benar-benar tidak mengerti apa maksud Rania mengatai Mantan 'Terindah' nya itu.
"Liat aja bakal gue bales itu cowok! Gue abisini! Gue cabik-cabik, bisa-bisanya dia dapet pengganti gue secepet itu! Balikan? Dia minta balikan ke gue kemarin malem!" Rania menatap Sekar dengan berapi-api
" Sekarang? Dia belaga sok kepahlawan sama gebetannya! Awas aja! Bakal gue bales! Dia kira dia doang yang bisa dapet pengganti secepet itu?! Gue juga bisa!"
Sekar menatap Temannya dengan tatapan tidak percaya, ia menempelkan lengannya didahi Rania "Lo enggak lagi kesurupan kan Ran?" tanya Sekar .
Rania menatap Sekar kesal, dan Sekar langsung terkejut "Lo kenapa sih Ran? Raja kenapa?"
"Jangan sebut-sebut nama bajingan itu lagi! Gue sobek-sobek mulut lo nanti" ancam Rania, Sekar langsung menelan ludah ia langsung bermain handphone nya, dengan tangan bergetar.
Rania menghela nafas, ia kembali menyusun Buku cetaknya didalam kolong meja.
•°•°•°•°•°•°
"Rani!"
Rania yang sedang berjalan ke arah parkiran itu menengok, Ia melihat cowok paling tidak ingin ia temui saat ini . Raja.
Raja berjalan cepat menuju Rania, Ia meraih tangan Rania.
"Pulang bareng yuk" ajak Raja, Rania langsung menepis tangan Raja, tanpa bicara apa-apa, ia berjalan meninggalkan Raja.
Raja menatap heran Rania, ia langsung mengejar Rania.
"Ran lo kenapa si?" tanya Raja heran, tetap tidak dapat balasan dari Rania, tapi Raja tidak ingin menyerah "Ran! Lo kenapa?!"
Ia tarik tangan Rania sampai Rania berbalik badan kearahnya, Raja meraih pipi Rania "Lo kenapa sih? Gue salah apa?"
Rania menepis tangan Raja "Jangan ganggu gue!" setelah itu Rania berbalik dan meneruskan jalannya.
Raja tetap mengikuti Rania "Maksud Lo apa? Gue ganggu lo gitu?" tanya Raja kesal.
Rania berhenti, diikuti dengan Raja, Rania menatap Raja sinis, membuat Raja menelan ludah.
"Iya, Lo ganggu gue! Banget"
Setelah itu Rania berjalan tanpa menoleh, terlihat Alvin sedang menunggu Rania didepan motornya sembari tersenyum.
Raja melihatnya, tatapan itu, tatapan yang tidak pernah Rania berikan kepadanya bahkan setelah mereka putus. Tapi kenapa Rania memberikan tatapan itu kepadanya?
Tatapan terganggu? Benci? Atau kecewa?
Motor yang dibawa Alvin melintas dihadapannya, Ia terfokus kepada Rania yang memeluk perut Alvin, Rania bahkan tidak mau menatapnya.
Ia juga melihat Alvin tersenyum menang terhadapnya.
Sial!
****
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan
Teen FictionDahulukan follow sebelum baca:) * ° "Putus yuk?" Rania menatap cowok yang sialnya tampan itu , seakan ucapannya itu tidak menyakiti hatinya. "Lo ngajakin putus, atau ngajakin main petak umpet?" balas Rania, dengan dahi mengernyit bingung sekaligus...