"Sayangnya ya Ran, Hubungan Lo cuma sekedar bercandaan buat Raja"
"Hubungan Lo putus karena Raja kalah taruhan, Dan garis kerasnya Hubungan Lo cuma buat ajang pertaruhan doang sama Raja"
"Dia enggak seserius itu sama lo!"
Semua omongan Lisa, masih terngiang-ngiang di pikiran Rania, sebenarnya apa yang sebenarnya terjadi?
Rania ingin sekali menyangkal, tapi entah kenapa ia malah termakan omongan Lisa.
Apakah Raja sejahat itu ?
Apa hubungannya dengan Raja hanya sebatas mainan?
"Alvin beneran enggak ngomong apa-apa ke kamu?"
"Tentang... Aku maybe"
"Rumit, pokoknya kalo dia sampai ngomong sesuatu jangan kamu percaya, oke?"
Semua perkataa Raja beberapa waktu yang lalu, membuat ia tersadar, apa ini semua berhubungan?
Kalo iya, hanya satu kunci yang pasti terpercaya
Alvin.
****
"Al"
Alvin menatap Rania yang baru saja memanggilnya, Alvin menyelemparkan tas ke bahunya, dan mulai berjalan ke arah Rania.
"Kenapa Ran?" Tanya Alvin, Rania menatapnya lurus, membuat Alvin salah tingkah "Ada apa sih?"
"Gue mau ngomong sama lo" kata Rania, Alvin mengerutkan dahinya "Ya... Ngomong aja"
"Enggak disini" Rania berjalan kearah parkiran motor, tempat motor Alvin diparkirkan, Alvin yang bingung dengan sikap Rania hanya mengekor dari belakang.
Mereka sampai ditaman belakang yang sepi, dikarenakan jam istirahat murid kebanyakan dikantin.
Rania menatap Alvin tajam, dibalas dengan tatapan bingung.
"Kenapa sih Nia?" tanya Alvin, Rania menghela nafas "Bisa lo ceritain–"
"– masalah antara lo sama Raja?"
Alvin terlihat terkejut "Kenapa lo ngomong gitu?" tanya Alvin gugup" "Lo... Udah tau? Kalo–"
"– Raja bikin Hubungan gue sama dia sebagai taruhan?" Lanjut Rania
Alvin kembali terlihat terkejut, dia gelisah "Ran, Sorry, gue cuma gertak dia" jelas Alvin.
"Gertak?"
Alvin mengangguk "Gue kira dia bakal nurutin lo, gue cuma mancing amarah dia Ran, tapi dia kepancing, dan lo tau akhirnya gimanakan?" jelas Alvin, Rania menggeleng tak mengerti lagi dengan ego laki-laki.
"Kenapa lo enggak pernah cerita?" tanta Rania.
"Ngapain gue cerita Ran? Gue malah sempet kaget kalo kalian beneran putus, gue kira Raja secinta itu sama lo" Alvin terkekeh "Ternyata? Enggak. Makanya gue dateng kesini buat bikin lo enggak sedih, selain gue mau jadi pacar lo banget"
Rania menatap Alvin sedih, kekesalannya kepada Alvin menipis, benar, jika ia ingin hubungannya dengan Raja rusak, Alvin sedari dulu akan mengatakan semuanya. Sama seperti apa yang Raja pikirkan, yang Raja khawatirkan selama ini, dan ternyata semuanya salah besar.
"Gimana lo bisa tau?" Alvin membuka suara, Rania menatap Alvin "Dari Lisa"
"Lisa?"
Rania mengangguk.
"Bitch!"
°•°•°•°•°•°•°
Hai lagi guyss....
banyak banget yang udh terjadi di 2021 ini, seneng sedih jadi campur.
banyak banget kata maaf yang udh aku ucapin.
sebenernya aku dah ga mau lanjut lagi, tapi seneng banget ternyata banyak yang nungguin. Makasih banget temen" yang masih stay nunggu cerita ku.
Aku mau sedikit curcol.
aku dah baru lulu SMA, tau kan tau kan, permasalahannya udh bnyak PTN nolak aku huhuhu... makanya aku down banget, jadi kabawa sama tanggung jawab aku buat nerusin cerita ini, tapi gapapa aku udh baik" aja sekarang hehehe... jadi udh bisa lanjut cerita ini lagi yeay....
seneng ga? seneng ga? seneng lah masa enggak!!!
enjoy guys !!!
Dila bae
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan
Teen FictionDahulukan follow sebelum baca:) * ° "Putus yuk?" Rania menatap cowok yang sialnya tampan itu , seakan ucapannya itu tidak menyakiti hatinya. "Lo ngajakin putus, atau ngajakin main petak umpet?" balas Rania, dengan dahi mengernyit bingung sekaligus...