11. Pilihan

7.2K 425 21
                                    

Rania menelfon Alvin untuk sekian kalinya, tapi tidak juga dijawab. Ia khawatir jujur saja, Alvin adalah salah satu orang yang ia sayangi, tapi hubungan mereka lebih rumit dari hubungannya dengan Raja.

Raja. Sial, ia jadi mengingat kejadiaan tadi siang.

"Adek!" Rakry berteriak memanggil Rania, Rania menyahut "APA ABANG?!"

"TURUN ADA MANTAN!"

Ah sial. Ngapain si tuh orang pake dateng kerumah gue Rania membanthin.

"AKU GA MAU KETEMU SAMA DIA!"

"ADEK TURUN!"

Ck Kentang sialan, ia langsung keluar dari kamar, dan turun menemui Mantanjing-nya dibawah.

Ia menatap Raja, ia terkejut melihat wajah Raja yang berantakan. Sangat.

Raja meraih tangan Rania, dan Rania tidak menepis tangan Raja, ia masih syok dengan keadaan Raja yang cukup, mengerikan.

Rakry melihat itu memberi Privasi ke mereka berdua "Abang Naik dulu ya" setelah itu ia berjalan ke tangga.

"Lo kenapa?" tanya Rania, Raja menggeleng "Alvin udah ngomong apa aja sama kamu?" tanya Raja, wajahnya terlihat khawatir.

"Alvin?" beo Rania, Rania menggeleng "Enggak, Alvin enggak ada ngomong apa-apa ke aku, Kamu berantem? Berantem sama siapa? Alvin?"

Raja menggeleng "Itu enggak penting, aku pamit mau pulang dulu" Rania menahan tangan Raja "Sini aku obatin dulu"

°•°•°•°•°•°

"Ran" panggil Raja, Rania yang sedang fokus mengobati wajah Raja hanya bergumam "Hm?"

"Alvin beneran enggak ngomong apa-apa ke kamu?" tanya Raja sekali lagi.

Ada dia bilang cinta ke aku dan aku bales batin Rania.

Rania menggeleng "Tentang?" tanya Rania balik "Tentang... Aku maybe" Jawab Raja sedikit ragu-ragu.

Rania kembali menggeleng "Enggak ada, emang ada masalah apa sih?" tanya Rania penasaran, Raja mengehela nafas lega "Rumit, pokoknya kalo dia sampai ngomong sesuatu jangan kamu percaya, oke?"

Termasuk pernyataan cintanya? Jawab Rania dalam hati.

"Aku lebih mengenal Alvin dari pada kamu Raja, kamu tau itu" jelas Rania, Raja mengoral matanya "Aku tau, sangat tau tapi kali ini aja, nurut sama aku ya" pinta Raja.

Rania hanya mengangguk, Raja tersenyum mengelus pipi Rania.

"Tadi siang, kamu kenapa?" tanya Raja tiba-tiba, Rania menjauhkan tangan Raja dari pipinya "Boleh aku minta sesuatu sama kamu?"

Raja mengangguk "Apapun" jawabnya.

Rania mengalihkan pandangannya ke arah kakinya yang sedang bersila "Jauhin aku" ucapnya lirih.

"Apa?" Raja mengernyit "Apa maksud kamu?" tanya nya sekali lagi.

Rania menggeleng "Lebih baik kamu pulang, urusan kita sudah selesai, jangan lupa minum obat" Rania membereskan barang-barang p3knya.

"Benerkan?!" sentak Raja , Rania mengernyit "Bener apa sih?" tanya Rania.

"Alvin ngomong apa sama kamu" Raja mencengkram bahu Rania kencang "Dia enggak ngomong apa-apa ke aku!" Kesal Rania.

Rania menggeliat bahunya sangat sakit "Lepas! Ini sakit" Raja pun tersadar ia melepas cengkramannya "Maaf" sesalnya.

"Sebenarnya apa yang kamu sama Alvin sembunyiin dari aku?! Jawab Raja!"

"Enggak ada! Kamu kenapa nyuruh aku jauhin kamu?" tanya Raja.

Rania menarik nafas "Seharusnya kamu mikir, kenapa aku nyuruh kamu gitu! Semalam kamu minta balikan! Tapi keesokan harinya kamu sama Lisa! Sebenarnya kamu mau sama siapa? Aku atau Lisa?!"

Raja teesenyum lirih "Kamu cemburu?" tanyanya, sedikit senang.

"Apa itu penting?" Raja mengangguk "Jujur itu mengganggu aku, aku enggak apa, jika kamu milih Lisa kita bakal jadi teman yang baik seperti tiga tahun lal-"

Raja meraih pipi Rania "Kamu bukan pilihan Ran, aku sama Lisa enggak ada hubungan apa-apa" jelas Raja.

Membuat Rania menghela nafas lega, entah kenapa hatinya senang mendengarnya, walau sedikit ada keraguan.

Triiing

Deringan Handphone Raja mengganggu suasana, Rania melihat siapa yang menelfonnya.

Lisa.

Raja langsung mengangkatnya, ia melihat wajah Rania yang tiba-tiba datar "Halo" sapa Raja, sesekali menatap Rania.

"Lo dimana?!"

"Tunggu gue, jangan kemana-mana"

Raja menutup telponnya, ia meraih tangan tangan Rania, tapi segera Rania tepis.

Raja memaksa tangan Rania berada digengamannya "Maaf, aku harus-"

"Bisa gak, kalo aku minta kamu buat stay?" pinta Rania, Raja menggeleng "Please aku bakal balik lagi ya" tolak halus Raja.

Rania menepis tangan Raja, ia bersedekap "Kamu bisa minta Kemal atau Abyan, atau Galih sekalian untuk jemput Lisa kan, kenapa harus kamu?" kesal Rania.

Raja menghela nafas "Please ya, mereka enggak bakalan mau" pinta Raja.

"Sepenting Itu Lisa dimata kamu?"

"Bukannya kamu tadi yang nyuruh aku pulang?"

Rania terkesiap, Raja mendekat mencium keningnya "Jangan tidur malam-malam, sampai ketemu besok" Setelah itu ia keluar dari rumah Rania.

Rania menatap nanar depannya, auara Motor Raja sudah hilang jauh "Tanpa kamu sadari, kamu udah memilih Ja, dan aku bukan pilihan kamu" lirih Rania.

°•°•°•°•°•°

MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang