"WHAT?!!! DEMI APA?!! LO PU-" Rania mendekap mulut lemes sahabatnya, Sekar.
"Kar berisik ihh, kan tadi gue udah bilang, jangab berisik. Males deh gue cerita sama lo!" kesal Rania, dia menatap sahabatnya itu kesal.
Sekar meringis "Ya maaf, kenapa emangnya" tanya Sekar.
Rania hanya mengangkat bahunya, malas menjawab. Sekar empet liatnya, dia menggoyangkan badan Rania.
"Ihhh Raaaan" Rengek Sekar, Rania memutar matanya malas "Ngak tau, mau putus aja" jawab Rania, dengan suara datar.
Sekar melongo "Ha?! cuma itu? Itu ngajak putus atau ngajak main anjir!!" Pekiknya "Wahh gk bisa dibiarin nih! Enak aja tuh cowok !" Lanjutnya, sembari mengeluarkan ancang seakan ingin berantem MMA.
Rania menatap temennya itu malas, kenapa dia punya temen model begitu.
"Ran! Lo gak mau bales dendam gitu ke dia?" Tanya sekar, menatap Rania kesal.
Rania mengangkat bahunya "Kenapa harus bales dendam?? Toh kita udah putus, dia yang minta, ngapain gue drama menye-menye karena diputusin" Jelas Rania.
Bener juga sih batin Sekar "Tapi Ran, kalian pacaran udah tiga tahun loh, masa putus cuma gitu doang?"
"Mau pacaran tiga hari, tiga bulan, tiga tahun atau tiga abad pun, Kalo enggak Jodoh mau gimana?" Tanya Rania, menatap Sekar.
Sekar mengangguk mengerti "Yaudah terserah lo deh, mending kita ngantin, nyegerin mata dan perut" ajak Sekar, Rania hanya mengangguk, dan mereka pergi kekantin.
°×°
Sesampainya mereka dikantin, yang pertama kali mereka liat, bukan lah makanan yang menggugah selera, tetapi pemandangan dua orang yang sedang bermesraan dimeja paling pojok.
Raja.
Rania memenjamkan matanya, inilah rasanya, kalo kata buciners 'sakit tapi tidak berblood' baru putus, eh si 'Mantan' udah ada gandengan baru.
Sekar, dia menatap horror pemandangan itu "Gilak ya sih Raja! Baru putus udah dapet gandengan! Padahal dia yang bucin sama lo!" Ucapnya kesal.
Rania mengabaikan ocehan Sekar, yang membuat kepalanya muter-muter. Dia tetap berjalan, masuk kekantin.
Sekar menatap Rania cengo "Ehh! Ran lo masih mau ngantin?" Rania menatap sahabatnya itu "Menurut ngana?" Tanya Rania, setelah itu langsung meneruskan jalannya masuk ke kantin.
Sekar memutar bola matanya, ia mengikuti Rania dengan amat kesal, tapi ia menatap Raja, iya dia kesalnya sama Raja bukan Rania.
Disatu sisi Raja menatap Rania yang sedang berjalan masuk Kantin.
"Raja" panggilan itu membuat Raja menolehkan kepada orang disebelahnya.
Lisa, anak cheers yang selalu ikut anak basket kemana pun. Cantik? Iya. Bodynya? Goals banget. Tapi berbeda dengan Rania, walau Raja tak tahu apa bedanya.
"Hm?" Raja menatap Lisa "Kamu putus sama Rania?" Tanya cewek itu, memang putus hubungannya dengan Rania belum menyebar.
Raja menatap Rania yang sedang memesan makanan, dan kembali menatap Lisa "Iya, kenapa?" Ujar Raja.
Lisa tersenyum penuh arti "Berarti aku punya harapan?" tanya Lisa penuh harap, Raja hanya tersenyum menatap Lisa, tanganya menyentuh poni Lisa mengusapnya lembut.
•}•{•
Rania melihat itu semua, walau ia tidak mendengar apa yang mereka ucapkan, tapi melihat senyum Raja, tangan Raja yang mengelus poni cewek itu, sudah menunjukan semuanya.
Mereka benar-benar berakhir.
Tak ada lagi Raja yang bucin.
Tak ada lagi Raja yang ngambek, minta ditendang kerawa-rawa.
Tak ada lagi Raja yang lembut.
Tak ada lagi Raja yang menatapnya penuh kasih sayang.
Tak ada lagi Raja yang selalu membuatnya tertawa.
Dan sekarang Rania sangat merindukan Rajanya. Rajanya? Apa ia masih bisa menyebutkan kata itu?
Rania menghela nafas, iya menatap kedepan, duduk dibangku yabg kosong, mulai memakan makanan yang sudah ia beli.
"Sst.." Sekar berdesis, membuat Rania menatap sahabatnya itu. Gerakan Sekar seakan memberi kode untuk menoleh kebelakang.
Akhirnya Rania menolehkan kepalanya kebelakang, terkejut, itu yang ia rasakan sekarang.
Raja.
Cowok itu menatapnya dengan senyuman jahilnya yang tak pernah berubah.
"Hai Mantan!"
•°••°•
Gimana-gimana????
Love
Dila bae
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan
Teen FictionDahulukan follow sebelum baca:) * ° "Putus yuk?" Rania menatap cowok yang sialnya tampan itu , seakan ucapannya itu tidak menyakiti hatinya. "Lo ngajakin putus, atau ngajakin main petak umpet?" balas Rania, dengan dahi mengernyit bingung sekaligus...