sampai Bertemu, atau Rindu
Gerombolan orang-orang telah membuat ku gila, menepis kenyataan bahwa aku harus melawan rasa yang tak berasa ini. Kenyataan memang pahit seperti kopi, namun meninggalkan rasa lega jika kita sudah meminumnya. Apakah ini sekadar membahas kopi? Sudahlah jangan dibahas.
Berlari dan mencari seperti adegan-adegan di film action di luar negeri, menangis, dan berteriak, drama sekali kalau ku menirunya. Lantas, apa yang sedang aku lakukan? Bukankah secara tidak sadar aku sedang diam-diam mencari?? Layaknya sebuah film di luar negeri.
*
Regu yang kudiami sudah terpecah lerai, entah kemana mereka semua, hanya tersisa Linda, dan Mala. Dan dia? Loh! Kenapa aku hanya tertuju pada satu lelaki? Padahal yang lain kan banyak yang harus ku cari.
Lancangnya nama itu telah menjadi sebuah penghuni yang menetap terus di kepalaku. Mohon keluar dari tempatku, Anda tau pintunya kan?
Nampaknya,, orang-orang famous disini ingin menampilkan sebuah kelebihan. Dan aku? Hanya bersiap-siap untuk mempertemukan kedua telapak tanganku agar berbunyi. Membosankan rupanya, tak ada yang menarik! Mungkin musik sedikit menggigit dan bangkit untuk mendatangi standpendaftarannya. Hanya mengisi formulir dan pergi secara bergilir.
Tak lama, ketika mata ini menangkap sesuatu yang asing, "esktrakulikuler Bahasa Jepang" terpampang dalam sebuah carton berwarna biru, yang sedikit agak melipat di setiap ujungnya.hmm.. Dalam pikiran ku terlintas, apakah aku akan berbicara seperti salah satu tokoh di film Naruto? Dan bagaimana jika aku bertemu dengan satu pasang sumpit? Asikgakyah!?Menghelas susah.
Ternyata dari tadi aku hanya melamun, dari pada aku bengong melihat tulisan itu, dan apa salahnya bila ku mencoba mendaftar.
Tepat beberapa langkah ke arah kanan, mungkin ada 6 meter jaraknya dari perpijakan ini. Mataku langsung berbinar-binar ketika melihat bola volley, betapa pialanya yang sangat banyak dan membuatku tertarik dengan cantik untuk berimigrasi ke stand volley. Tapi,, ahh aku tak sempat melihat siapa yang sedang tertatih di atas kursi dekat meja piala itu, Guntur rupanya! huh.. melihatnya tersenyum sambil mengangkat sebuah bola ke atas. Entah aku tak tau, saat itu aku selalu ingin menghindar darinya. Seperti hujan yang akan turun, namun ini beda. Terkadang saat melihatnya aku seperti ada sebuah harapan, ah tidak!dan langsung membuang prasangka itu. Aku tak mau terjerumus untuk yang kedua kalinya; jangan
Seusai ku menatap nya, langkah kaki ini pamit undur dari kediamannya yang sedang asik dengan senyum manislebarnya. Dari jarak sekian meter ku terus melihatnya, "periang juga yah anaknya" gumamku sambil melangkah.
Jam pulang pun sudah tiba...
Di Malam hari yang sunyi ini, terlukis sebuah kisah manis yang tak kuduga. Apakah ini rindu atau sekedar sendu? Yang jelas, aku selalu berpikir tentang nya. Salah satu senyumannya yang selalu mengingatkan detik, dimanaku tersenyumdisaat termenung.
Mantra apa yang kau pelajari? sehingga pikiran ini meronta-ronta dan berteriak inginkan dirimu? Rasanya seperti anak-anak yang sedang diberi mainan, dan nampak senang sekali.
Dengan malu ku berkata dengan diri sendiri,
"Wahai sang pemilik semesta, jika kau mengizinkan ku untuk mengenalinya maka pertemukanlah kita"
s a m p a i b e r t e m u
-2016-
KAMU SEDANG MEMBACA
PRASAJA ( SLOW UPDATE✓ )
RomanceSTART ➡ NOV.2k19 hari itu, dimana hari terparah ketika hal-hal masalalu mengecoh diri Bening. Teringat akan patah hati oleh seseorang, tatkala cinta pertama memperkenalkan diri kepada Bening. Dan dirinya berharap ada seseorang yang mampu mengobati p...