TEGUH

66 23 10
                                    


Nyaman

Maaf, jika ku keras kepala dan terus tetap memilih mu. Entah aku pun tak tau, aku merasa sangat yakin kau lah orangnya. Memang cinta itu buta yahh.. tak memandang siapa yang ada disekitar nya, main sambat aja, main nyaman aja, berharap pula, padahal kan belum tentu dia menjadi milik kita. Memang benar yang dikatakan orang-orang di luaran sana, bahwa ketika kita jatuh cinta, tingkat keoptimisan kita akan meningkat 70℅. Mungkin aku berada di fase itu, bukan 70℅ lagi bahkan lebih, iya lebih.. lebih tidak tau dirinya.

Sebelumya, ada seseorang yang telah membuat ku nyaman selain Guntur, lebih tepatnya mungkin dia adalah teman dekatnya Guntur, yaa itu pun sekilas info yang aku dapatkan. Nama dia adalah Irwan, yaa dia berkulit hitam manis, bertumbuh ramping dan tinggi. Dia adalah salah satu teman lawan bicara ku dalam media chat online, berbulan-bulan aku sangat akrab dengan Irwan, seiring nyamannya bersama Irwan aku pun sedikit demi sedikit hampir berhasil mengurangi rasa cinta ku pada Guntur. Ya mungkin caranya sangat tidak anggun, untuk melupakan seseorang aku harus mengenal seseorang lagi. Walaupun aku sangat susah sekali melupakan Guntur.

Irwan orang nya asik, dan nyambung. Namun sayangnya aku tak jatuh cinta kepadanya, melainkan hanya rasa sayang sebagai saudara, dan anehnya setelah dirasa-rasa aku masih tetap mencintai Guntur. Uhh. Bagaimana ini? Setelah itu semakin aku lama mengenal Irwan, dan gosip pun kian muncul, bahwasanya aku dan Irwan pacaran. Oh! Tidak mungkin itu, tidak!

Setelah itu aku mulai perlahan menjauhi Irwan untuk sementara waktu, karena aku tahu Irwan sedang suka sama seorang wanita yaitu temanku juga dalam organisasi namanya Tela, berkulit sawo matang, dan tinggi berisi, cantik dan cerdas. Demi menghindari gosip yang tidak-tidak aku pun mulai menjauh dari Irwan. Tapi aku takut, selama perlakuan ku terhadap Irwan malah menjadi salah paham menurut dirinya. Mungkin dilain waktu aku akan menjelaskan bahwa aku hanya menganggapnya sekedar saudara dan tidak lebih.

Akhirnya aku gagal lagi untuk mencoba melupakan Guntur. Jujur sebenarnya aku tak ingin melupakan Guntur, namun ini adalah antisipasi biar aku tak terlalu remuk dan hancur jikala tak siap menerima kenyataan, bahwasanya takdir tidak berpihak padaku. Maafkan aku, Jira. Aku telah mencitai pria yang tengah bersamamu.

Yakin mau melupakan?

Atau malah meluapkan?

Yang benar saja,

Coba tanya hatimu sesering mungkin,

Untuk apa jika masih punya rasa, malah mau melupakan?

Kalau masih kejar saja, kalau tidak buang saja,

Aku tau, kamu cape!

Jangan halu terus,

Nanti kurus.

Juni

-2018-

PRASAJA  ( SLOW UPDATE✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang