GORESAN

56 24 9
                                    

Kamu Bahagia? Yasudah, Aku Juga

Hidup bukan tentang sekedar bahagia, sesekali kita harus mengingat patah hati agar tidak melambung tinggi; dan akhirnya terjatuh lagi. Tapi apakah kamu rela tersenyum, tertawa demi orang yang kau cinta? Sebagian orang pasti sanggup melakukannya, walaupun hatinya meringis, dan terluka. Terpaksa orang tersebut harus bermuka dua, agar tak terlihat terluka. Dan akhirnya menutupinya dengan tawa.

Langit sedang terang benderang, berlatar kanvas biru dihiasi kapuk tebal putih bersih. Tentunya hari itu sangatlah panas, kebetulan jam pelajaran kosong aku pun hendak pergi ke Aula untuk melihat persiapan pemilihan calon ketua OSIS baru. Ku lihat masih sepi ruangan nya, hanya ada beberapa orang. Aku pun merebah di atas kursi yang sudah tertata rapih, sembari memasang headshet mendengarkan lagu bernuansa santai dengan mata terpejam.

"Heyy!!"

"Iyaa??" Mataku terbuka; ternyata Guntur.

"Anter yuukk!!" Ucap Guntur.

"Kemana?? Ohh Itu yaa?? Beli kue" Jawabku.

"Iyaaa,, ayooo!!" Ucapnya tak sabar.

" Yaudah ayoo!!, Apasih yang enggak buat lo!" Gumamku dalam hati.

Kami pun berdua pergi keluar untuk membeli kue ulangtahun, yhaps. Karena sekarang hari ulangtahun Jira, betul sekali aku sedang membantunya. Aku melakukan semua ini buat kebahagiaan Guntur, bukan Jira. Setelah itu kami pun pergi menaiki sepeda motor. Sesampai di jalan kami pun turun menuju toko kue yang sangat lagendaris disekitar daerah Cianjur, masuk dan memilih. Setelah berbincang-bincang kami pun sepakat memilih salah satu kue yang berjajar didalam lase. Kami pun kembali kesekolah, sesampainya disekolah kami pun berjalan menuju aula lagi.

"ini simpan dimana ya?" Tanya Guntur.

"Dikolong meja aja lah, gak bakalan ada yang tahu kok!!" Perintahku.

"Emm,, gimana ya caranya ngasih ke Jira" Tanya Guntur.

"Yaa, nanti pulang sekolah aja" Jawabku sembari menoleh kearah luar.

"Terus gimana, kalau dia pulang duluan" Tanya Guntur, dengan raut wajah gelisah.

"Gak bakalan pulang, tenang gw yang tahan" Jawabku sembari melangkah pergi.

"Ohh iya atuh, emm nanti aku chatting kamu ya" Ucap Guntur.

"Oke! Nanti gw kabarin lo.." Ucapku.

Setelah itu aku pun kembali ke kelas, gak jelas banget kondisinya. Kebetulan ada Jira, aku pun memanggilnya. Tiba-tiba,

"TREENG..!!! TRENG..!!!" Bunyi handphoneku.

"Ohh Guntur" Ucapku dalam hati.

"Ning!! Suruh Jira ke Aula, biar gak pulang" Isi pesan dari Guntur.

"Iyaa.." Balasan pesan dariku.

Jira pun semakin dekat menghampiri, dan aku pun buru-buru memasukan handphone ku kedalam saku baju putihku.

"Apa Ning!?" Jawab Jira.

"Emm,, temenin gw ke Aula yukk!!?" Seru ku.

"Ahh ngapain? Gak mau ah.." Bantah Jira.

"Anjirr, tinggal ngikut napa ini anak ribet amatt" Ucapku dalam hati sembari menghentak-hentak sepatu.

"Ayoo ih!! lu ribet amatt temenin gw bentar doang" Paksa ku.

"Malu ahh!!" Jawab Jira sembari balik badan.

"Ahh!! Susah.. Ayo Ikut" Ucapku sembari menarik tangan Jira untuk keluar dari kelas dan menuju ke Aula.

Sesampainya di Aula kami pun langsung duduk, tapi tak lama kemudian Jira pun bosan dengan keadaan di Aula lalu pergi. Aku pun tak sempat menarik lengannya, akhirnya aku juga ikut pergi keluar dan kembali menuju kelas. Tak lama setelah itu, Jira mengambil tas dan ingin bergegas pulang.

"Eitss.. Mau kemana lu?" Tanyaku.

"Mau pulang, abisnya bosen" Jawab Jira.

"Jangan dulu, temenin gw bentar lagi. Gw gak ada temen.." Jawab ku sembari membujuk.

"Iya" Jawab Jira dengan wajah kesal.

"Guntur kemana sii lama amat anjirr!!, mana ceklis satu lagi WA nya" Ucap dalam hatiku.

Tak lama kemudian ada beberapa orang dari kelas sebelah yang menghampiri Jira, lalu mengobrol. Mungkin ini kesempatan ku untuk chatt Guntur lagi,

"Woii...!!! P.. P.. P.. P... pjhsgxslkkf Arghhh!!" Isi teks pesan ku kepada Guntur.

Dan 5 menit kemudian......

"Happy birthday to you.....!!!!" Nyanyian dari teman-teman Guntur, pun memegang kuenya.

Dari itu aku hanya menyimak, sepasang kekasih yang sedang merayakan ulang tahun. Aku sangat bahagia sekali melihat Guntur tersenyum dan tertawa ketika memandang wajah Jira. Meskipun hati ini terluka, namun tidak mengapa.

Awan pun mendung, sepertinya semesta sedang mewakili perasaanku. Pulanglah, peluklah diriku wahai kesunyian disudut alam raya.

Selamat berbahagia!!









Jatuh tapi harus terlihat tangguh,

Rasa termenung tapi wajah harus tersenyum,

Hati terluka tapi gelagat harus terlihat bahagia,

Logika pun tak berkata-kata,

Kenapa demikian?

Kamu pun tahu jawabannya.

Menjelang akhir oktober, 2018.

DiruangRasa

PRASAJA  ( SLOW UPDATE✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang