Seperti berputar dan kembali ke awal
Sunyi rupanya sedang menepis sekat yang sedang kucipta, ada angin yang sukarela untuk selalu berbagi cerita, derita? Hidup tanpa derita itu tidak nyata. Perihal bahagia, semesta selalu menjamin itu semua, namun perihal duka dan kecewa itu semua akan selalu menjadi ujian didepan mata. Sudah? Selamat anda adalah orang yang tangguh!
Detik-detik telah memungut cerita tentang ke absurd-an kita. Selalu ada patah hati yang mendampingi, pun tawa bahagia yang diselimuti sedikit duka lewat air mata. Hanya perlu sedikit rasa menerima, agar nanti jika ku terluka kembali hati ini akan selalu berlapang dada kepada sang pemilik semesta. Untuk lembaran ini ku teruskan kisah-kisah sebelumnya yang jatuh di salah satu kata; Pada hari itu..
Pada hari itu aku putuskan untuk menjauh kesekian kali darinya. Untuk menetralisirkan rasa pertemanan yang sedikit agak melenceng.
Sore hari, tepat ku duduk didepan post satpam sekolah bersama Midah. Ketika Midah sedang asik bermain handphone, tiba-tiba Midah menatapku lalu berbicara tentang Guntur. Lebih tepatnya memperingati,
"kamu jangan terlalu deket sama si Guntur" ucapnya sembari memalingkan wajahnya kembali ke arah handphone.
"iya, Midahh" Tak lama setelah itu, Guntur datang dan menghentikan motornya tepat di hadapan kita berdua, aku yang ingat pepatah Midah, sengaja langsung membuang muka di hadapan Guntur. Dan aku berusaha tidak menatap wajahnya saat itu, biar dia berbicara saja dengan Midah. Pokoknya pada hari itu aku berperilaku dingin sepenuhnya terhadap Guntur, walau dalam hati enggan untuk melakukan tapi apa daya, semua ini harus dihentikan.
Setelah Guntur pergi, dan midah pun berbicara.
"Padahal lo gak usah gitu juga kali sikapnya" tegur midah dengan wajah yang terus merunduk ke arah layar ponsel.
"hehe, kan kata lo juga harus menjauh. Yaudah gitu aja" jawab gue, sembari ketawa cemas.
Singkat cerita,
Malam pun tiba, biasanya aku dan Guntur suka bertukar pesan dengan asik. Tapi untuk kali ini aku tahan. Bahkan jika bisa, untuk kedepannya aku harus lebih jarang melakukan hal tersebut. Dan seketika handphone ku bergetar,
DEURTT, DEURTT....
Saat ku buka, ternyata Guntur mengirimi pesan lewat SMS.
"heii!!" sapa Guntur.
"Iya?"
"tau gak?" Tanya Guntur.
"enggak"
"emm, jadi gini.. Gue tuh punya temen deket, tapi dia tuh sekarang seperti ngejauh gitu dari Gue. Katanya sih gara-gara takut sama cewek yang Gue lagi deketin. Wkwkwk" utas Guntur.
"oh gitu, sad yah, (padahal kalo mau komen perilaku gue ya ngomong aja langsung, ga usah pake cerita, ibarat, segala)" Ujar batin gue kesel.
"kok sad jawabannya? Tanya Guntur yang penasaran.
"enggak. Ya, mungkin dia ngejauhin karena temen deket lo itu takut salah paham sama cewek yang lagi lo deketin. Jadi dia lebih milih pergi dari lo." Lanjut gue sedikit menyindir.
"plis, jangan pergi :')" pinta Guntur.
Disini gue mencoba untuk menahan, dan mengalihkan pembicaraan.
"Eh kameja Gue udah dicuci belom? Besok balikin ya. Maaf." Jawab gue yang sedikit mengalihkan topik.
"Udah, oke gue besok balikin. Pagi disekolah" ujar Guntur.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRASAJA ( SLOW UPDATE✓ )
RomantizmSTART ➡ NOV.2k19 hari itu, dimana hari terparah ketika hal-hal masalalu mengecoh diri Bening. Teringat akan patah hati oleh seseorang, tatkala cinta pertama memperkenalkan diri kepada Bening. Dan dirinya berharap ada seseorang yang mampu mengobati p...