MERAH

67 24 8
                                    


Berlindung Di Balik Amarah Yang Lainnya

Tepat di bulan agustus, bulan dimana banyak sekali kemeriahan Susana. Tapi maaf, hatiku sepertinya tidak ikut serta. Dan kali ini masih seputar rasa cemburu yang tak tahu waktu.

Jalanan sedang ramai rupanya, angkutan kota pun mundur dari persinggahhannya. Ku kira hanya sebagian jalan yang ramai,dan ternyata tidak. Setelah ku pijaki beberapa puluh meter jalan, masih ramai saja oleh hiburan-hiburan pawai. Ternyata aku lupa bahwa hari ini ada pawai di kota kecilku, terus apakah aku harus berjalan kaki ke sekolah?

Benar sekali! setelah sampai di jalan yang beberapa meter lagi hampir sampai ke sekolah, tidak ku jumpai satu pun angkutan kota yang biasanya berlalu lalang. Kalau begini caranya yaa udah bablas saja aku jalan kaki dari rumah, rupanya lelah sekali. Dan mungkin aku tidak akan datang ke sekolah bila tidak ada acara, sayangnya ada acara. Walaupun sebenarnya aku sangat malas sekali untuk meghadirinya, tapi apa boleh buat; aku harus professional. Dan sebenarnya lagi ini bukan acara sekolah resmi, hanya saja kami jadikan sekolah sebagai tempat patokan untuk berkumpul dan berangkat bersama-sama. Pertanyaannya, acara apakah ini? dan apa yang membuat diriku harus professional?

Pertama-tama, kebetulan orang-orang organisasi mengadakan sebuah acara berpergian. Yaitu ke tempat salah satu curug yang ada di cipanas, katanya bagus dan cukup terkenal. Organisasi yang terdiri dari 3 Golongan; Pramuka, Paskibra, PMR, dan OSIS.

Yang kedua, tentu saja Dia ada. Huhh... Siap-siap saja kamu bening, bakalan melihat mereka berdekatan. Terus hatimu kebakaran deh, terus siapa yang mau memadamkannya? Aah ada-ada saja.

Sesampainya disekolah, aku pun langsung duduk dikursi besi yang berjajar di dekat ruang pembayaran administrasi sekolah. Tetesan keringat pun mulai merangkak turun dari keningku, ketika mengusap keringat aku ingat bahwa hari ini tidak bawa handphone. "Ahh gimana ini? Aduhh eh kok sekolahnya sepi ya? Kan katanya ngumpul disini. Jangan-jangan aku ditinggalin." Gumamku dalam hati.

Rasa khawatir mulai semakin menyelimuti pikiran, aku bingung bagaimana aku mau menghubungi mereka? Aku pun rehat sejenak dan mengusapkan kedua tangan ke arah wajahku. Sekitar 15 menit kemudian, dari kejauhan aku melihat Irwan dengan sepeda motornya. Lega sekali rasanya ternyata mereka belum berangkat, kedatangan Irwan telah menghapus kekhawatiranku.

Aku pun menatap irwan.

"HEH! Ngelamun bae, ayo naik!" Pinta Irwan.

"Eh.. Iyaa hmm ayoo!!" Jawab aku.

Sebenernya aku merasa deg-degan sih, karena pasti ada tela dan ya aku malu hehe. Sesampai di lokasi perkumpulan anak-anak, aku pun duduk sejenak untuk menghilangkan rasa penat. Beberapa jam kemudian kami semua pun sepakat untuk berangkat .

Singkat cerita

Kami pun sampai di tempat tujuan, dan singgah sebentar di bebatuan untuk mengatur nafas yang terengah-rengah. Sebentar yang sangat lama rupanya, karena sebagian yang lain belum sampai di tempat tujuan. Sebut saja kami sedang beristirahat, dari mulai makan, minum dan bercanda.

Suhu disini lumayan dingin rupanya, namun memanas jika ku lihat mereka. Jujur disini aku banyak memohon kepada diriku sendiri, agar melupakan mereka sejenak, kalau perlu selamanya saja. Candaan mereka yang terus menerus merayu sepasang itu, membuatku ingin terlelap saja untuk tidur. Sudah jangan terlalu dipikirkan, buang-buang energi saja.

Beberapa jam kemudian mereka pun datang, dan kami pun bergegas untuk langsung berangkat ke tujuan yang sebenar nya. Ternyata untuk mendatangi sebuah curug disini harus menempuh perjalanan kaki dulu sejauh berkilo-kilo meter, kelihatannya asik. Ketika perjalanan di mulai, aku membiarkan mereka untuk berjalan lebih dulu di depan dan aku mau mereka jauh-jauh dariku, malas melihatnya. Dan biarkan aku di sudut belakang.

PRASAJA  ( SLOW UPDATE✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang