TEMARAM

53 25 4
                                    


Tak Seharusnya Cemburu

Tepat hari ini adalah sebuah acara yang sangat besar, yaitu hari ulang tahun sekolah ku. Mungkin semua orang menikmatinya, termasuk aku. Tapi maaf, aku tak suka keramaian. Bukannya aku tak professional, tapi jika dipaksakan tidak baik kan?

Waktu sudah menunjukan pukul 10:23 siang, rupanya burung-burung sudah menari dan berputar di atas kepalaku. Dan sebentar lagi akan nada huruf "Zz" Yang keluar dari mulutku. Ya sudah, Langkah ku arahkan, niat ku teguhkan menuju tempat istirahat untuk melelapkan raga yang kian makin tak bertenaga ini.

Sesampai disana, Baru saja ku mau terlelap. Tiba-tiba ada yang bangunin, si muzin rupanya. Pun kesal dan akhirnya aku marah.


"Apaan sih lu!?" Bentak ku.

"Buruan bangun, orang lain pada makan ayo cepet!" Sambil mendorong-dorong punggunggku.

"Ahh...!! Bentar atuh, gw tuh lagi pusing, ngantuk" Jawabku sambil memejamkan mata.

"Ah keras kepala lu, serah lu deh!" Sambil mendorongku dengan keras.

"ISHH..!! APAAN SIH LU RISIH AMATT, KELUAR SANA!" Hardikku dengan nada tinggi.

"BODO AH!!" Ucap muzin sembari pergi dan menutup pintu dengan keras "BRUG!!"


Setelah itu, Aku pun melanjutkan tidur; Semoga tidak ada yang mengganggu lagi. Dan tiba-tiba,


"BRUG!!"

"Siapa lagi sih!??" Sembari mata masih terpejam.

"Heyy!!, Ning ayo makan"

"Oalah, Guntur rupanya" Mataku langsung terbuka.

"Ohh, emm duluan gih.. gw masih ngantuk" ucapku dengan suara parau.

"Ahh.. Ayo makan ayooo!!" Sembari menarik-narik kemejaku.

"Ahh.. Iya iyaa!!!" Ucapku kesal.

"Yaudahh Ayo buruan!!" Ucap Guntur.

Kita pun keluar dari markas panitia, "Kenapa mesti orang ini sih yang manggil, kan gw takut baper lagi. Pliss Bening! Kamu harus kuat!" Ucapku pelan, sembari garuk-garuk kepala. Berjalan mengikutimu dari belakang, rasanya ingin aku tertawa entah kenapa ehheehe.

Sampai sudah di Aula, kelihatannya sepi banget. Disitu aku lihat cuma ada guru-guru, lagi jaga makanan "halahh pake dijaga segala gak bakalan kabur kalee. Astaghfirulloh bening mulutmu" Gumamku. Rupanya malaikat baik dan iblis jahat sedang berseteru disamping kanan kiriku, yaa seperti di film-film.

Aku pun mengambil piring, dan mengambil makanan dengan seala kadarnya. Pun duduk di kursi, tepat belakang Guntur ku duduk. Sesekali dia menengok kebelakang, dan jujur itu membuatku risih. Setelah tengokan yang kesekian kalinya aku tengok dia juga, aku menawarinya "Mau?" Aku pun menyuapi kerupuk ke mulutnya, dan dia pun memakannya sembari tengok sana-sini.

"Halah biasa aja kali, disuapin kerupuk doang, risih amat gelagat lu" Gumam hatiku.

"Jujur sihh.. gw lagi kesel sama Guntur, yaa tapi bodohnya gw masih aja sayang sama dia. Jelas-jelas dia udah mantep banget milih Jira" Gumam hatiku, sembari melihat Guntur.

Setelah selesai makan, aku pun baru tersadar, kenapa dia nungguin aku makan segala yah? Emm mungkin lagi gak ada kerjaan kali yaa ini anak. Tapikan gimana Jira kalau tahu, alahhh belibet amat sih kalau lagi sama Guntur. Kemudian kami pun duduk di tangga, pun berdua mengobrol sedikit. Jujur aku risih sekali, walaupun aku senang dengan posisi ini. Aku takut kalau Jira melihat, aku sadar diri kok. Dan tak lama Guntur pun pamit pergi duluan, katanya ada urusan. Lega sudahh hati ku saat itu, walau sedikit agak kesal dia pergi.

Tak lama aku pun pergi juga, jalan-jalan kebelakang sambil memastikan keadaan sekolah. Sesampainya di belakang panggung, kebetulan konser lagi digelar dari salah satu bintang tamu. Dan sialnya, pas berjalan ke pinggir panggung, gw lihat Guntur dan jira lagi berduaan di area penonton. Sialnya gw!! Dan yang lebih parahnya lagi, Jira ngajak gw nonton bareng. "Terus bertiga gituh? Iya kali gw jadi nyamuk, ogahh!!" Ucapku dalam hati. setelah itu Guntur menatap aku, aku pun menatapnya dengan rasa kesal. Dia pun langsung menunduk lagi main handphone. "BODO AMAT!!" Ucap ku hendak pergi dari perpijakan.

Aku pun pergi untuk menyendiri, untuk menenangkan hati yang baru saja tersayat belati. Entah aku tak tau, yang keseberapa kalinya hati ini tersakiti. Sampai kapan sih begini terus, dan anehnya kenapa aku gak bisa banget lupain dia. Aku cape gini terus.

Hari ini adalah hari paling sial dan sial banget, dan aku pun meledak sejadi-jadinya. Kamu menang Jira.

Matahari mulai pamit rupanya, semesta sedang mengambil alih semuanya. Dan malam pun mulai tiba, untuk seperti biasa aku siap menjadi telinga tatkala hatimu lara. Salam untuk semesta.





Kau adalah sinar mentari pagi,

Tapi semakin siang sinarmu menyakiti,

Setelah itu kau menjelma menjadi senja,

Meneduhkan hati yang sedang membara disudut semesta,

Aku muncul sebagai malam,

Untuk menjadi tempat hatimu ketika kelam.

Oktober Awal, 2018.

Diruang Sunyi

PRASAJA  ( SLOW UPDATE✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang